Cerita Tentang Tukang Parkir..

tukang-parkir 1Semua sudah tahu tentang tukang parkir,nggak perlu di ceritakan panjang lebar. Hanya saja,Mas Sayur koq agak tertarik dengan cerita tentang seorang ibu-ibu yang berprofesi sebagai tukang parkir dan sudah berhasil membiayai anaknya sekolah ,kuliah bahkan sampai naknya bisa menjadi ‘orang’.. Salut saja…jika selama ini,khususnya di kota-kota besar ada anggapan miring tentang profesi tukang parkir,mungki akan sedikit berbeda setelah kita membaca kutipan dari RADARLAMPUNG berikut ini  :

tukang parkir 2

Anti Jadi Pengemis, Jalani Profesi sejak 1980
Pekerjaan tukang ojek dan petugas parkir biasanya dilakoni kaum Adam. Namun, kedua profesi itu bisa juga dijalankan kaum Hawa. Seperti yang dilakukan Ngadinem (56) di Pasar Tempel Wayhalim, Bandarlampung. Seperti apa?

Laporan Nur Jannah, BANDARLAMPUNG

PULUHAN kendaraan roda dua berjajar rapi memenuhi lapangan parkir yang terletak di Pasar Tempel Wayhalim saat Radar Lampung menyambangi pasar tersebut kemarin.

Layaknya sebuah pasar, terlihat banyak aktivitas jual-beli di pasar itu. Namun yang menyita perhatian wartawan koran ini adalah sesosok wanita paruh baya yang sibuk mengatur sepeda motor yang akan parkir di pasar tersebut.

Terlihat sesekali, perempuan yang kala itu menggunakan baju berwarna merah jambu ini menarik ujung belakang sepeda motor untuk merapikan posisinya. Sementara di tangan kirinya terlihat puluhan lembar uang ribuan.

Tertarik dengan aktivitas wanita yang belakangan diketahui bernama Ngadinem itu, Radar lantas memutuskan untuk menghampirinya. ’’Ada apa, Dik? Ada yang bisa dibantu?” ujarnya seraya mengulurkan tangan menyambut ajakan jabatan tangan wartawan koran ini.

Setelah saling memperkenalkan diri dan mengetahui maksud kedatangan Radar, meluncurlah cerita dari mulut Ngadinem. Kala itu, ia tidak malu mengakui jika dirinya adalah petugas parkir di pasar tersebut. Bahkan, menurutnya, profesi itu sudah dilakoninya sejak tahun 1980. Dengan demikian, pekerjaannya ini sudah dijalani selama 33 tahun.

’’Waktu itu saya sempat jualan sayuran. Tetapi saya lebih memilih menjadi petugas parkir karena tidak ada yang memanfaatkan lahan kosong ini,” ujar wanita berkacamata itu.

Menurutnya, keuntungan menjadi petugas parkir juga lebih besar daripada berjualan sayuran. Itu juga dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan sembilan anaknya.

’’Saya juga tidak hanya menjadi petugas parkir di sini. Karena saya juga menjadi tukang ojek. Yang pasti, pekerjaan apa pun selama itu halal, akan saya jalani. Saya juga tak mau menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya sehari-hari,” tegas dia.

Kala itu, Radar juga sempat bertanya di mana suaminya. Namun saat itu terlihat wajah Ngadinem langsung berubah sedih. ’’Suami saya sekarang sudah tua dan sering sakit-sakitan. Jauh sebelum dia sakit, saya sudah kerja seperti ini,” ungkapnya.

Istri Ahmad Darmawan itu mengungkapkan, penghasilannya menjadi tukang parkir tidak menentu, tergantung ramainya pasar. ’’Tetapi hasilnya lumayan, paling tinggi Rp50 ribu,” jelasnya.

Menurut dia, jerih payahnya menjadi tukang parkir selama puluhan tahun tidak sia-sia. Terbukti saat ini delapan anaknya telah mapan dengan kehidupannya masing-masing.

’’Saat ini, anak saya rata-rata jadi pengusaha, buka toko, dan berdagang. Nah yang bungsu saat ini kelas 3 SMA, sebentar lagi ujian dan kuliah,” tuturnya.

Kendati anak-anaknya sudah mapan, Ngadinem mengaku tidak mau berpangku tangan dengan mengandalkan mereka. ’’Saya juga tak mau merepotkan orang lain!” tegasnya.

Meski memang, lanjut dia, tidak jarang profesinya sebagai tukang parkir mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang-orang yang ingin merebut lahannya. ’’Ya terkadang saya rebutan lahan parkir ini sama orang baru yang mau mengganggu lahan saya, tetapi mereka tidak berhasil,” ucapnya.

Ditanya harapannya yang belum tersampaikan, Ngadinem mengaku sudah cukup lantaran berhasil menghidupi anak-anaknya. ’’Yang penting sehat. Keinginan lebih dari itu, sejauh ini belum ada. Hanya, saya berkeinginan menunaikan ibadah haji,” harapnya. (p4/c1/whk)

Naahh..loo…   mungkin hikmah yang bisa kita petik dari cerita ini adalah  :  APA PUN PROFESINYA bahkan yang di anggap sepele sekalipun oleh orang lain, tapi jika kita lakoni dengan NIAT yang TULUS,PENUH KESABARAN,IKHLAS DAN SUNGGUH-SUNGGUH, maka akan membuahkan hasil yang manis akhirnya..

Baca Juga :  Ketahanan Mesin Yamaha Mio M3 125 Tercatat Sebagai Rekor MURI
ayoo..maju..dikit..banting setirr..   stoop..   :mrgreen:
ayoo..maju..dikit..banting setirr.. stoop.. :mrgreen:

SEMOGA BERGUNA..

 

Advertisements

Comment with your Facebook account

Author: Mas Sayur

28 thoughts on “Cerita Tentang Tukang Parkir..

  1. dan yang terpenting adalah sikap nrimo ing pandum, alias bersyukur dengan apa yg telah Alloh berikan, akhirnya malah bs hidup cukup dan berhasil menghidupi semua anak2nya sampe sekarang, Alhamdulillah…smg cita2nya naik haji bs dikabulkan Alloh, aamiin…

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.