Terinspirasi dari pekerjaan adik sepupu yang sudah ditekuninya selama 3 tahun,buka bengkel motor di kampung.Sebut saja panggilannya Opik,belajar dari pengalaman tanpa pendidikan mekanik formal, namun kemampuannya dalam menganalisa dan menangani mesin motor dan mesin2 yang lain patut di acungi jempol.Maklumlah, sejak ia masih SD dia tinggal di Rumah pamannya yg juga punya bengkel motor lumayan besar..tiap pulang sekolah dia bantu di bengkel, teruuuss bertahun tahun sampai lulus SMA. OK..,to the poin saja, dari obrolan serius tapi santai sambil ngopi,saya menangkap keluhannya terkait usaha ini.kendala yang kerap ia hadapi adalah : Mayoritas kendaraan yang masuk adalah motor tahun 70an dan atau 90an,butuh kesabaran dan ke telitian ekstra dalam menanganinya.. LaluTipikal pemilik kendaraan yang meminta motornya “di akal” saja karena nggak mau beli sparepart yang mahal , Serta jauhnya toko onderdil yang ahirnya menyita waktu kerja.Kemudian,masih menurut Opik,Taraf ekonomi dan pendidikan pelanggan yang di level mengah ke bawah (maaf TIDAK SEMUA ). Hal no.4 inilah yang paling bikin ribet.seringkali Opik harus tekor duluan belikan onderdil,pas motor beres pembayaran kurang,ndak tanggung tanggung kadang harga onderdilnya yang di utang. dan kejadian tsb bukan hanya sekali dua kali. 👿 Tapi walaupun begitu,dia tetap tekun nglakoni profesi ini..,berstatus bujang,dia sudah bisa beli sendiri mio baru lansiran 2008 langsung dari dieler. Nih dia montornya .,kena virus retro dan suka touring jawa -Bali ..