Iklan
- si Ikmal, alay tulen : “keren mas, nggak repot beli ban dalam”.
- Kang Parmin,Petani : “wah..repot..,kalau bocor tukang tambalnya jarang,jauh..,mahal lagi”.
- Pakdhe Ran, Tukang tambal ban konvensional, ” aku pernah di bikin repot,nggak tahu kalau itu ban tubless,lngsung aja tak bongkar,eealahh..,ternyata tubeless,nggak bisa nambal,sudah malam lagi ..,kasihan pemiliknya, pulang naik ojek motornya di titipin di sini.”
- Taufik,anak touring, : uenak..,mas..stabil..nggak khawatir kempes mendadak walaupun lagi jalan kencang”.
- Arif, siswa SMA :” tambah gaya,mas” 😀
- Parto,kuli bangunan : mahal mas… enak yang biasa saja..
- Opik, pemilik Bengkel, : “sebenarnya kalau untuk di pakai harian di desa enak yang konvensional”
- Hanafi ,Penjual sayur bermotor, :” gak kuat untuk muatan berat,mas..,gampang kempes..”
- Mas Yitno,Pak Guru, :”saya kan tiap hari ke kota,pilih yang tubeless aja,aman.”
- Arifin, Mahasiswa : “yang tubeless,mas..,kalau kena paku nggak langsung kempes.”
- Rizky, ABG : “tubeless,mas biar gaul… “
- Karnoto,penjual Tahu keliling..,: “yang biasa wae,mas,murah..”
- Khozin, Juragan jangkrik : “halah …yang biasa aja..,nggak usah neko neko..,malah repot..
Itulah beberapa pendapat dari para teman ,family,dan tetangga saya tentang ban tubeless,dapat saya simpulkan bahwa jika kita tinggal di pedesaan ban jenis ini bukan nggak cocok,tapi merepotkan.,jika kempes sedangkan tukang tambalnya nggak ada di situ ,harus jalan lagi minimal 5 km, misalnya.
Tapi untuk yang berdomisili dan beraktifitas di perkotaan yang sarana penunjang untuk hal ini omplit,ya.. nggak masalah, aman aman saja..
Kalau menurut sampeyan gimana,bro..?
Advertisements