Hari ini hari jum’at dan saya ingin mengawali dengan artikel yang sedikit berbeda.
Apa kendaraan terahir kita.?Roda dua ..? atau roda empat..? Nampaknya bukan..Mungkin inilah kendaraan kita yang terakhir nantinya… Mohan maaf kalau agak menyimpang dari tema biasanya,namun tulisan ini tertuang karena telah mengganjal di pikiran dan akhirnya tak dapat saya tahan ketika pagi ini ada berita duka dari tetangga.Sebagaimana layaknya di desa,ketika ada salah satu tetangga yang meninggal dunia maka tanpa di komando sebagian besar warga akan datang untuk ber’akziah/melayat.Tanpa ada pembagian tugas khusus warga sudah mengerti ada sebagian yang mengurus jenazah dan ada sebagian lagi yang bertugas membut keranda jenazh,dan ke pemakaman untuk menggali kuburan.Tanah kuburan di tempatku masih gratis,bro nggak seperti di Jakarta..
Aku memilih bergabung dengan warga lain yang membuat keranda jenazah,karena di desaku rupanya belum mempunyai kereta jenazah khusus..,jadi setiap ada kematian keranda itu di buat mendadak dari bahan sederhana ,bambu,dan gedebong pisang yang berfungsi sebagai lis di pinggirannya.Tak perduli yang meninggal tsb orang kaya atau miskin,orang terhormat atau orang biasa INILAH KENDARAAN TERAKHIRNYA.
Ada sesuatu yan membekas erat di pikiranku,Semewah apapun kendaraan kita,motor sport,mobil bagus atau apalah.. tak akan kita gunakan di hari terakhir kita ,hanya kendaraan sederhana ini yang akan mengantar kita,rodanyapun bukan ban Bridgestone atau Dunlop,tetapi rodanya adalah RODA MANUSIA. Mengingatkanku akan petikan syair pujian yang sering di kumandangkan anak anak kita di surau, “kereta ne kereta jawa,rodane roda menungsa (translate ; kereta nya adalah kereta buatan orang orang jawa yang beroda manusia.)
Sekian dulu brother,semoga menjadi renungan di hari Jum’at ini.Dan bagi pembaca yang mungkin memiliki keyakinan lain serta adat yang berbeda,saya minta ma’af dan tolong artikel ini di tanggapi dengan bijak..
Wassalam..