Site icon Zona Motor [dot] net

Sudah Seharusnya Jika AHM Mempelopori Kurikulum Etika Berlalu lintas

Iklan

ahm yahm kurikulum etika berlalulintasMembaca artikel di welovehonda.com yang berjudul  Honda Pelopori Kurikulum Etika Berlalu-lintas,memang siapapun kita yang berfikir logis dan berfikir ke depan ,tentu akan berfikir ini adalah langkah yang tepat. Walaupun sebenarnya di samping etika berkendara di jalan raya itu di ajarkan di sekolan,faktor keluarga lebih penting dan lebih berperan dari segala pembelajaran di sekolah. Intinya begini,seorang anak yang teah di beri cotoh dan di ajarkan oleh orang tuanya ntuk menerapan sopan berkendara d jalan,tanpa di ajari lagi di sekolah tentang hal ini pun sudah akan ber etika ketika berkendara di jalan raya. Namun memang…masalah etika di jalan raya banyak di pengaruhi leh faktor kondisi dan situasi di SAAT SESEORANG BERKENDARA.

Oke lah…sesuai dengan judul..,mengapa Mas Sayur mengatakan jika honda memang seharusnya mempelopori kurikulum Etika berlalu lintas..? Ada beberapa pemikiran sederhana di sini :

  • Honda sebagai produsen otomotif roda dua terbesar di Indonesia secara otomatis adalah biang dari segala kekacauan di jalan raya. JANGAN BERFIKIR NEGATIF DULU…   Logikanya begini…, sebagaI produsen motor terbesar otomatis kapasitas produksi yang beredar di jalan raya tentu jumlahnya terbanyak,maka bisa di katakan SECARA SEPIHAK sebagai penyebab  kemacetan karena banyaknya kensdaraan yang mereka produksi. WALAUPUN SEBENARNYA YANG MENJADI PENYEBAB ADALAH PENGENDARANYA,INFRASTRUKTUR,DAN SEGALA MACAM FAKTOR LAINNYA.
  • Honda rupanya ingin menunjukkan jika mereka masih peduli dengan anak bangsa dan masa depannya,tidak mau di klaim sebagai sebuah badan usaha yang hanya ingin mencari keuntngan finansial semata.

Lalu apakah kurikulum yang di maksud akan benar-benar bisa di terapkan..?   Jika di ajarkan di sekolah-sekolah tentu bisa.. akan tetapi penerapannya di jalan raya tentu akan kembali kepada pribadi masing – masing. Da seperti sudah di singgung di paragrap pertama artikel,faktor keluarga sangat berperan di sini. Semoga saja program ini akan membawa hasil.

Lalu pabrkan lain bagaimana..? apa harus ikut-kutan membuat program yang sama..? Akan lebih bijak jika budaya latah untuk sementara di hilangkan dulu. Akan lebih  Bermanfaat jika pabrikan lain membuat program lain yang lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan yang berkaitan dengan dunia otomotif dan keselamatan serta kenyamanan di jalan,sehingga tiap pabrikan otomotif tanah air mempunyai peran sendiri-sendir yang berbeda tapi dengan satu tujuan demi bangsa ini. Program apa contohnya,mas..?

Naah…itu dia yang perlu di pikirkan…   Mungkin para pembaca yang terhormat ada yang tah atau punya usul…? silahkan..        😉

**sory..artikel panjang lebar , tapi ujung-ujungnya cuma tanya       😳

Advertisements
Exit mobile version