Sekedar berbagi tips yang di dapat dari sebuah media otomotif on line.
Minyak rem adalah sesuatu yang sangat berperan dalam sistem pengereman yang menggunakan sistem hidrolis.
Jujur atau tidak,kita jarang sekali memperhatikan minyak rem ini,kebanyakan kita baru akan mulai memperhatikannya jika rem kita sedang bermasalah 😉 hayooo ngakuu…
Dan kebanyakan pula,jarang di antara pemakai motor yang mengganti minyak remnya secara keseluruhan,kebanyakan minyak rem hanya di tambah saja. Salahkah…? sah-sah saja sebenarnya dengan syarat jenis minyak rem nya mempunyai DOT yang sama.
.
Apa itu DOT…?
Googling sana-sini nemunya seperti ini :
DOT adalah singkatan dari United States Department of Transport . Jika kita perhatikan maka spesifikasi minyak rem ditentukan oleh DOT ini dimana semakin besar angka DOT-nya maka semakin tinggi titik didihnya.
Spesifikasi minyak rem yang telah ditentukan lewat bilangan DOT yakni DOT 2, DOT 3, DOT 4, DOT 5, dan DOT 5.1. Sekarang ini yang banyak beredar di pasaran adalah DOT 3, DOT 4, DOT 5 dan DOT 5.1.
DOT 2, menggunakan bahan dasar castor oli ( minyak jarak ).
DOT 3, DOT 4, dan DOT 5.1 bahan dasarnya terdiri dari beberapa mineral oil, glycol esters dan ethers, ada juga yang menggunakan synthetic oil. Minyak rem dengan spesifikasi di atas dapat saling digunakan, yang membedakan adalah kemampuan suhu kerjanya. DOT 3 dan DOT 4 memiliki kelemahan yaitu mudah sekali menyerap uap air atau air dari atmosphere. Dengan mudahnya menyerap uap air atau air mengakibatkan kinerja rem kurang optimal karena diakibatkan adanya air pada oli rem yang akan menyebabkan titik didih rem menurun. Masalah lain yang akan ditimbulkan adalah adanya karat pada sistem rem.
DOT 5 diciptakan menggunakan bahan dasar silikon dikarenakan untuk mengatasi masalah adanya penyerapan air pada oli rem sebelumnya, karena sifat silikon tidak bersifat menyerap air dan titik didihnya lebih tinggi. Namun DOT 5 juga memiliki kelemahan yaitu kemampuan pelumasnya sangat kurang di saat temperatur oli rem tinggi, dengan kata lain viskositas olinya sangant terpengaruh terhadap perubahan temperature. DOT 5 bahan dasarnya menggunakan silicone dan tidak dapat saling pakai dengan oli rem berbasis glycol dan juga sebaliknya.
DOT 5.1 hampir sama dengan DOT 3 dan DOT 4 yang menggunakan dasar glycol dan menggunakan aditif borate ester, tetapi komposisi aditif untuk DOT 5.1 adalah berkisar 70-80 %. Dengan kisaran seperti itu akan membuat titik didih DOT 5.1 lebih tinggi dibanding DOT 3 dan DOT 4, namun titik didihnya hampir sama dengan DOT 5. memiliki sifat aliran yang lebih baik dibanding yang lain, sehingga cocok untuk sistem rem dengan ABS.
.
Oke…sekarang ke pokok masalah…
Menurut artikel yang Mas Sayur baca,waktu pergantian minyak rem selain di pengaruhi masa pakai yang di hitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam satuan kilometer,juga di pengaruhi langsung oleh kondisi fisik minyak rem tersebut. Maksudnya kenampakan minyak rem dari segi warna sudah berubah menjadi lebih keruh atau menghitam dan mulai ada semacam gelembung udara di dalam di dalam minyak rem yang bisa di lihat dari kaca bening di recervoir nya.
Biasanya ,dalam kondisi sistem PENGEREMAN YANG NORMAL ( tidak ada gangguan kebocoran pada sistem rem ) , Maka minyak rem akan mulai menghitam dan keruh pada usia pemakaian kendaraan yang sudah mencapai 1 tahun atau jarak sejauh 10.000 KM.
.
Maka ..,jika mau main aman.segera ganti minyak rem kita…
Mau main aman lagi..?? gantilah dengan minyak rem yang sesuai rekomendasi pabrikan.
Berikut tabel hubungan jenis DOT minyak rem dengan titik didihnya :
Dry boiling point | Wet boiling point | |
DOT 3 | 205 °C (401 °F) | 140 °C (284 °F) |
DOT 4 | 230 °C (446 °F) | 155 °C (311 °F) |
DOT 5 | 260 °C (500 °F) | 180 °C (356 °F) |
DOT 5.1 | 270 °C (518 °F) | 190 °C (374 °F) |
Semua tergantung anda,mau pakai DOT 3, DOT 4.DOT 5,atau DOT 5,1 Asal jangan DOT yang ini…
😆