Ini lah dilematisnya “memelihara” motor bekas yang tidak jelas riwayat pemakaiannya dan sudah berumur pula 🙁
Cerita kali ini bisa di sebut curhat atau apa lah..terserah yang menanggapi,intinya Mas sayur akan bercerita tentang pengalaman hari ini yang kurang mengenakkan,tentang motor operasional yang setiap hari di gunakan sebagai sarana mencari sesuap nasi.
Ceritanya kemarin 25/11/2013 saat bekerja dan tugas tinggal satu pos lagi mengantarkan logistik untuk langganan,kebetulan tempatnya memang ada di perbukitan,tapi jalannya mulus,walaupun harus melalui TANJAKAN TANPA JEDA dan berliku sepanjang sekitar 3 kilometer.
Nah ..di tengah tanjakan itulah tragedi itu terjadi,saat memasuki tikungan dengan kecepatan rendah,setelah shifting down gear seperti kebiasaan dan memang tuntutan,Mas sayur segera geber gas lagi agar bisa menaiki tanjakan yang masih bersisa sekitar 1 kilometer lagi,ketinggiannya nggak bisa di sebut,karena memang Mas sayur nggak bisa ngukur nya. Mungkin ada teman yang bisa memperkirakan tingginya dengan melihat gambar berikut.
Atau gambar yang ini
.
.
Kembali ke cerita,saat membuka throtle hampir setengah dan mau pindah ke gigi 3 inilah tiba-tiba mesin si Honda Tiger yang Mas sayur Sebut Tison,tiba-tiba terasa beraat dan tiba-tiba… greeegk… mesin mati 🙁
Otak langsung berfikir dan spontan menyadari jika oli motor ini jelas tak cukup untuk melumasi mesin,karena sebelumnya memang ada tanda-tandanya,yaitu SUARA MESIN KASAR,PERPINDAHAN GIGI SUSAH,dan PANAS MESIN TIDAK WAJAR.
Tindakan selanjutnya berdasarkan pengalaman terlalu sering memakai Honda Jadul adalah,diam.. diamkan mesin beberapa saat sampai suhu mesin menurun,dan kebetulan karena Mas sayur sudah beberapa kali mengalami kejadian seperti ini dengan motor yang berbeda,jadi tidak ada kepanikan.
Ngudud dulu…sambil menunggu mesin agak dingin.
Setelah di rasa cukup dingin,segera starter lagi… mesin hidup. Tapi Mas sayur tidak lanjutkan menaiki tanjakan,tapi balik kanan turun sekitar 2 KM tanpa harus membuka throtle dengan kata lain memanfaatkan gaya grafitasi dan jalan menurun menuju SPBU terdekat yang menjual OLI 😉
Sampai di SPBU,beli oli produk Pertamina,isikan…dan tancap lagi.. amaaan 🙂
.
Mas Sayur menyadari,ini adalah sebuah keteledoran,JANGAN DI TIRU, karena AKIBATNYA BISA FATAL.
Dari kejadian ini,ada yang ingin Mas sayur bagi dengan para sobat bikers.yaitu :
- Jika sobat bikers adalah pengguna motor tua yang kondisinya sudah sakit-sakitan,waspadai gejala berkurangnya oli mesin. Gejalanya adalah seperti yang sudah Mas sayur tulis di atas yang tercetak tebal,dengan tulisan berwarna merah.
- Hal yang bisa menyebabkan oli motor berkurang adalah seperti yang sudah di ketahui bersama,untuk motor 4 tak yaitu knalpot berasap putih,yang di akibatkan oleh : karet sil klep yang aus,atau ring piston yang sudah tidak bekerja optimal,atau karena liner ( booring ) alias rumah silinder yang sudah aus pula. Penanganan nya pun sudah pada tahu…,bawa aja ke bengkel…dari pada ribet dan belum tentu benar kerjanya 🙂
- Usahakan menggunakan oli mesin yang di rekomendasikan pabrikan,jangan terlalu berani ber eksperimen dengan berbagai macam merk oli jika sobat biker kurang yakin dan motor itu di gunakan untuk aktifitas harian YANG BERAT.
- Periksa pula area mesin yang biasanya rawan kebocoran oli,biasanya area itu adalah di sambungan antara blok mesin dan silinder kop,atau di area karet seal di lobang tuas persneling dan di area karet sil di kick starter. Jika ada bocoran oli di daerah itu segera ganti karet silnya.
Mungkin hanya itu yang bisa Mas Sayur bagi buat sobat bikers karena keterbatasan pengetahuan Mas sayur sebagai orang awam. Dan jika ada teman yang lebih tahu dan lebih ahli,silahkan di share pengetahuannya di kolom komentar,agar bisa berguna bagi kita semua.
SAYANGI MOTOR KITA… apalagi MOTOR YANG BERKONTRIBUSI BESAR BAGI HIDUP KITA