Site icon Zona Motor [dot] net

Sempat Mencoba Beberapa Merk Oli,Akhirnya Paijan Lebih Sreg Dengan Oli Produk Tetangga.

Iklan

 

Paijan,sebutan Mas sayur untuk All New Honda CB150 Streetfire tahun 2015 ini,saat tulisan ini di terbitkan telah mencapai jarak tempuh 9000 kilometer “lebih sedikit.”

Dan sepanjang menempuh jarak tersebut,tercatat sudah ada beberapa merk oli yang melumasi mesinnya.

Sudah bisa di pastikan jika oli pertama yang berada di dalam mesin ini adalah oli produk PT.AHM.

Dalam buku service,ada 2 kali jatah oli gratis,yakni di

6000 km pertama dan  atau 3 bulan,mana yang tercapai terlebih dahulu.

Jatah oli gratis ke 2 adalah di 12 ribu km dan atau 12 bulan atau mana yang tercapai terlebih dahulu.

Tapi Mas sayur punya trik sendiri dalam soal penggantian oli motor baru.

Pada jarak 500 km pertama,Mas sayur berinisiatif mengganti oli.
Dengan alasan untuk membersihkan ruangan mesin dari gram alias serbuk besi part jeroan mesin baru yang bisa saja tercampur di oli dan berpotensi beredar ke seluruh bagian mesin.

Pada penggantian di 500 km pertama yang tentu saja tak menggunakan fasilitas oli gratis ini,Mas sayur masih menggunakan oli produk PT.AHM,sesuai yang di rekomendasikan pabrikan.

Review singkat terhadap berbotol putih ber spesifikasi 10-30 tersebut lumayan,tarikan enteng,meskipun suara mesin agak sedikit kasar.

Memasuki bulan ke 3,saat itu angka odometer baru mencapai 2 ribu-an kilometer,Mas sayur bergegas ke AHASS terdekat,meminta jatah oli gratis.

Dari AHASS,jatah oli yang di dapat jelas masih oli SPX 1 seperti sebelumnya.

Oli SPX 1 jatah dari AHASS tersebut bertahan selama 2 ribu km di dalam mesin si Paijan.

Naah..pada kilometer 4 ribuan,Mas sayur tergoda dengan oli sesat.

Masuklah 110 ml Fastron Techno ke dalam mesin si Paijan.

Namun ternyata,oli ini di luar ekspektasi.
Dengan menggunakan oli ini,tarikan mesin terasa tak ada perubahan,suara mesin memang agak sedikit halus,namun ada efek yang kurang Mas sayur suka,yakni di suhu sama seperti hari-hari sebelumnya,mesin terasa lebih cepat panas yang di tandai dengan kipas radiator yang lebih cepat menyala,tidak seperti sebelumnya sewaktu memakai oli AHM.

Dari situ lah Mas sayur memutuskan untuk tidak terlalu lama memakai Fastron Techno ini. Hanya 500 km saja.

Selanjutnya,Mas sayur mencoba oli produk tetangga sebelah.

Di kilometer hampir 6 ribu,sebotol Yamalube Sport masuk ke mesin si Paijan atas rekomendasi seorang teman.

Waktu itu,perasaan Mas sayur,agak gimana gitu…
😉

Mosook,rek… motore Honda pakai oli buatan Yamaha…?

Apa kata FBY..??

Pergantian oli dari Fastron Techno ke Yamalube Sport ini di lakukan setelah sebelumnya berusaha membersihkan sisa oli sesat di dalam mesin dengan cara,penggantian oli dilakukan pada pagi hari saat mesin benar-benar dingin dan tidak menyala selama lebih dari 6 jam dan di pastikan semua oli bisa di keluarkan.

Di luar dugaan,”rasa” yang di dapat dari penggunaan Yamalube Sport ini lebih baik dari saat memakai Fastron Techno.

Tarikan mesin terbilang tak ada perubahan,suara mesin lebih halus,dan kipas radiator tidak cepat menyala yang artinya mesin bisa lebih dingin.

Oli ini sempat bertahan hingga 2500 km di dalam mesin si Paijan.

Hingga pada kilometer 8 ribuan,Mas sayur kembali mengganti oli dengan oli produk AHM lagi.

Ini Mas sayur lakukan untuk membedakan,bagaimana perbedaan rasa memakai oli produk AHM dan Oli Yamalube Sport .

Setelah oli ini terisi ke mesin si Paijan,maka yang Mas sayur rasakan adalah,masih seperti sebelumnya,yakni tarikan mesin tak berubah,suara mesin agak kasar,dan suhu mesin lebih cepat naik. Memang soal waktu naiknya suhu ini,Mas sayur tak menggtunakan alat bantu,hanya perasaan saja.

Dan anehnya,oli ini ketika mencapai 500 km lebih,suara mesin menjadi sedikit lebih kasar lagi,entah karena volume nya berkurang seperti isu yang beredar jika oli ini gampang menguap.

Dan akhirnya,pada kilometer ke 9000,Mas sayur berinisiatif mengganti kembali oli mesin ke Yamalube Sport,dengan pertimbangan matang jika oli ini mempunyai satu kelebihan,yakni  menjaga suhu mesin “sedikit lebih dingin”.

Ini ceritaku…

Yang punya pengalaman lain,monggo silahkan di share di kolom komentar.

Advertisements
Exit mobile version