Site icon Zona Motor [dot] net

Video dan Wawancara Tentang Pembalap AHRT yang Kini Menetap di Barcelona,Demi Menuju MotoGP.

Iklan

Andi Gilang dan Dimas Ekky sudah menetap di Barcelona, jauh dari negara asalnya Indonesia, untuk terus berjuang mewujudkan impian mereka menjadi pembalap MotoGP World Championship.

Petualangan mereka dimulai antara akhir Maret dan awal April 2017, saat Gilang dan Dimas tiba di Santa Margarida i Els Monjos, sebuah kota kecil di Barcelona dengan jumlah penduduk 7.000-an orang.

Di sana, mereka tinggal di bawah asuhan anggota Bruno Performance, sebuah perusahaan spesialis balap motor yang memberikan semua fasilitas untuk meningkatakn adaptasi dan berlatih dengan maksimal.

Komponen tim ini sama dengan tim yang mendampingi Dimas di Kejuaraan Moto2 Eropa, didukung pengalaman sebelumnya dengan pebalap lain yang saat ini berkompetisi di Kejuaraan Dunia.

Dalam video ini akan diungkap kehidupan sehari-hari dan program latihan para pebalap ini.

 

Apa perbedaan antara tinggal di Indonesia dan di Barcelona?
Gilang: “Ada banyak perbedaan. Perbedaan budayanya, waktu… Misalnya di Indonesia jam 6 malam sudah terlihat gelap dan disini jam 9 malam masih terang, jadi kita bisa berlatih sampai larut. Juga soal makan, di Indonesia kita makan sekitar pukul 12-12:30 dan disini ketika kamu makan beberapa jam saja, jadi kayak makan malam.”

Seperti apa harimu di Barcelona?
Dimas: “Di pagi hari kita pergi ke gym dan setelah makan siang kita latihan supermotard atau motorcross. Jika masih ada waktu maka kita pergi ke kolam renang untuk berenang sebentar. Selama akhir pekan kita juga berlatih di pagi hari, meski di sore hari kita pergi berwisata untuk menikmati tempat yang berbeda.”

 

Andi Gilang: “Disini [di Barcelona] kita bisa berlatih dengan pebalap-pebalap hebat, dan itu sangat banyak membantu kita untuk menghadapi balapan.”

 

Bagaimana tinggal di Barcelona bisa membantu kalian?
Gilang: “Positif sekali, karena adaptasi kami ke atmosfer Eropa jauh lebih baik sekarang daripada tahun lalu. Kami juga memiliki banyak ragam model latihan dari berbagai disiplin ilmu seperti supermotard, motorcross dan bersepeda gunung, dan kami memiliki gym yang cukup dekat.”

Dimas: “Hal ini membantu saya untuk bisa mengatur waktu saya sendiri, bergantung pada diri sendiri untuk segala hal. Saya membuat rencana setiap hari dan mencoba menjalankannya; itu sangat bagus karena membantu saya berkembang.”

Dan penampilanmu di FIM CEV?
Gilang: “Berkat tinggal di sini [di Barcelona] kadang-kadang kami punya kesempatan berlatih dengan pebalap-pebalap yang sangat berpengalaman, dan itu sangat banyak membantu kami menghadapi balapan. Suatu hari kami bisa berlatih dengan para profesional motorcross dan itu sungguh luar biasa. Pergi ke balapan lebih siap dan juga membantu saya untuk tetap termotivasi. Soal perjalanan, tidak harus terbang setiap akhir pekan FIM CEV dari Indonesia ke Spanyol dan sebaliknya menghemat tenaga dan memungkinkan kita lebih fokus sejak hari pertama.”

Dimas: “Senang tinggal di sini karena kadang kita tinggal dengan pebalap-pebalap lain dan berlatih bersama. Kita juga mengurangi perjalanan udara, yang menurut saya tidak disukai para pebalap. Itu membantu kita untuk lebih fokus pada balapan FIM CEV.”

Apa hal tersulit ketika jauh dari rumah?
Gilang : “Tidak bisa melihat orang tua saya. Untungnya, saya sering berbicara dengan ibu melalui video call. Keluarga saya selalu mendukung keputusan untuk tinggal jauh dari mereka, mereka tahu ini adalah hal terbaik untuk karir saya. Memiliki hal positif dan negatif, kita hanya perlu tahu bagaimana cara mengatasinya.”

Dimas: “Kamu sangat merindukan keluarga dan teman-teman. Kadang-kadang kamu ingin ngobrolin sesuatu selain motor, atau bercanda, dan hal sperti itu serasa hilang. Untungnya keluarga saya selalu mendukung saya, karena mereka tahu ini membawa saya lebih dekat kepada impian saya.”

Apa yang paling mengejutkan Anda tentang cara hidup orang Eropa?
Gilang: “Disiplin dalam hal latihan dan juga fasilitas yang tersedia untuk ragam olahraga yang berbeda. Ada banyak lokasi, contohnya kamu bisa bersepeda gunung dan di Indonesia sulit menemukannya.”

Dimas: “Orang-orang yang terbuka dan ramah. Jam makan juga, tapi secara keseluruhan bagus.”

 

Dimas Ekky: “Terkadang saya merindukan keluarga saya, meski mereka selalu mendukung saya karena mereka tahu bahwa ini membawa saya lebih dekat pada mimpiku.”

 

Bagaimana Anda mengatasi perbedaan bahasa?
Gilang: “Kemampuan berbahasa Inggris saya telah meningkat, nilainya mungkin sekitar 7 dari 10. Sangat mudah untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sini, dan kami selalu menemukan cara untuk saling mengerti. Seperti banyak orang berbahasa Spanyol dengan normal, saya juga dapat belajar bahasa baru dan aku suka itu.”

Dimas: “Untungnya, ada orang yang bisa berbahasa Inggris dan dengan itu kita saling mengerti. Saya juga mencoba untuk belajar bahasa Spanyol, beberapa kata yang saya pahami, tapi kalau sudah memulai percakapan saya gagap (tertawa). Setiap masalah bisa dipahami, dan ketika saya tidak tahu harus berkata apa dalam bahasa Spanyol, saya bertanya kepada mekanik saya apa artinya, sehingga mereka bisa menjelaskannya kepada saya.”

Kosa kata apa saja yang sudah Kamu ketahui dalam bahasa Spanyol?
Gilang: “Saya bisa berbicara dalam kalimat pendek-pendek atau kata-kata seperti ‘hambre’ [lapar], ‘buenos días’ [selamat pagi], ‘buenas tardes’ [selamat siang], ‘hasta mañana’ [sampai jumpa besok], ‘¡vamos! ‘[ayolah!], dan’ ¿qué tal? ‘[apa kabar?].”

Dimas: “Saya bisa mengucapkan beberapa hal seperti ‘buenos días’ [selamat pagi], ‘¡qué pasa tío!’ [Ada apa?]… Dan untuk makanan, ‘fruta’ [buah] dan ‘hambre’ [lapar].”

Simak videonya berikut ini

 

Advertisements
Exit mobile version