ZonaMotor.NET – Sobat pembaca yang budiman, masa istirahat MotoGP menuju musim 2019 mendatang diwarnai beberapa isu panas dari kalangan lingkaran dalam MotoGP itu sendiri, salah satunya adalah pernyataan dari Alberto Puig sang Manager tim Repsol Honda.
Yuuup….sobat pembaca yang merupakan GP mania tentu mendengar berita tentang pernyataan Alberto Puig yang menyatakan bahwa masa Rossi telah lewat.
Sontak saja pernyataan tersebut menuai beragam reaksi pro dan kontra.
Pada akhirnya Rossi pun menanggapi pernyataan manager tim Repsol Honda tersebut.
Rossi menyatakan bahwa hal itu adalah hal yang keren…,karena hal tersebut telah ia dengar selama hampir dalam 10 tahun terakhir.
“Itu keren, karena saya sudah mendengarkan hukuman (verbal) seperti ini selama 10 tahun yang lalu, sekarang dan mungkin nanti,” tutur Rossi dikutip dari BolaSport.com dari Speedweek.
Pada intinya, Rossi sudah tidak kaget lagi mendengar pernyataan semacam itu, karena setiap kali ia tidak memenangkan balapan, selalu ada saja yang menyarankannya untuk mundur.
“Setiap kali saya kalah, saya disarankan untuk mundur saja,” ujar Valentino Rossi melanjutkan.
Selanjutnya, Rossi menyatakan bahwa ia tidak terlalu menghitung umurnya saat ini dan tidak pula terlalu memikirkan resiko yang akan didapatnya saat balapan.
“Umur tidak dihitung. Saya sekarang masih tidak berpikir tentang risiko ketika saya balapan,” kata Rossi.
Carlo Pernah Ikut Bereaksi.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Alberto Puig, pengamat MotoGP Carlo Pernat turut bereaksi lantaran pernyataan Puig ia anggap meledek Valentino Rossi.
Pernat membantah pernyataan Puig bahwa meskipun gelar ke sepuluh bagi Rossi nampak seperti hal yang mustahil, namun Rossi tetap patut mendapat penghormatan Karena sampai saat ini Rossi masih aktif berlatih dengan para pembalap junior yang menjadikannya lebih kuat.
“Gelar kesepuluh adalah misi yang hampir mustahil, tapi Valentino Rossi bisa berhasil dan dia layak mendapat hormat. Dia berlatih dengan anak-anak setiap hari dan menjadi kuat, dia juga tahu bahwa pada usia empat puluh dia tidak memiliki ruang untuk perbaikan, tetapi dia tidak meninggalkan apa pun untuk kebetulan,” cetus Pernat dikutip sindonews.com dari Corriere dello Sport, Kamis (20/12/2018).
Pernat juga menyatakan bahwa sebenarnya Marquez bisa menjadi pewaris Rossi sambil mengingatkan tentang memburuknya hubungan kedua pembalap tersebut sejak beberapa tahun terakhir.
Marquez nomor satu, dia bisa menjadi pewaris Valentino, bahkan jika dia tidak memiliki ahli waris, tetapi dia memainkan segalanya di tahun 2015. Saat itu Marc kehilangan 40% dari fans. Semua stadion berwarna kuning, orang menyukai Rossi. Juga, saya ingin melihat Marc dan Valentino melawan satu sama lain, tetapi pada usia yang sama,” ungkap Pernat.
Pernat lantas menyatakan opininya mengenai mengapa Rossi masih tetap bertahan di MotoGP meskipun sudah tak terlalu bersinar seperti dulu lagi.
“MotoGP adalah Disneyland-nya. Ini dunianya, dan motor adalah pacar yang sebenarnya. Gelar kesepuluh akan seperti phoenix. Jika motor (Yamaha M1) tahun depan (2019) akan baik-baik saja, maka anda benar-benar dapat mencobanya,” pungkas Pernat.