Site icon Zona Motor [dot] net

Alhamdulillah… Selamat Dari Banjir dan Longsor Jayapura (07 Januari 2022).

Iklan

Sobat pembaca sekalian, berita tentang banjir dan longsor di Jayapura yang terjadi Jum’at Malam 06 Januari hingga Sabtu siang 7 Januari 2022 begitu menggema di berbagai media nasional maupun sosial media.

Oke…sebagai salah satu korban, Mas Sayur akan bercerita bagaimana mencekamnya situasi pada saat itu.

Jadi Jum’at malam sehabis Shalat Isya , aktifitas berjalan biasa . Namun sejak jam 22 malam sudah mulai turun hujan yang intensitasnya tinggi di SELURUH KOTA Jayapura.

KRONOLOGI

Area depan kantor Gubernur Papua sudah mulai dikabarkan banjir setinggi ban mobil oleh teman-teman via group WA dan FB . Itu daerah langganan banjir sejak perbaikan jalan di area itu, entah salahnya dimana , ITU BUKAN URUSAN SAYA 🤭. Jadi karena di area itu sudah sering banjir, maka Mas Sayur pribadi tidak terlalu care…,dan lanjut tidur..

Tiba tiba terbangun dari tidur karena kepanasan (PLN ternyata mati) , tengok jam di android jam setengah satu malam , Alhamdulillah lampu PLN menyala lagi selang beberapa menit. Suara hujan diluar tidak deras, tapi , melongok keluar….

Astaghfirullah…kaget….air sungai di depan rumah sudah meluap dan dan tinggal sejengkal lagi masuk ke rumah Mas Sayur. FYI .. pondasi rumah Mas Sayur tingginya lebih dari satu meter dari bibir sungai, sehingga jika ketinggian air sudah hampir menyamai pondasi rumah, maka dipastikan tetangga kanan kiri Mas Sayur rumahnya sudah terendam air setinggi hampir satu meter.

Panik… Jelas .. Sarimin (GL15B) yang parkir diluar sudah terendam sampai di knalpot, Scoopy ada di dalam rumah . Bergegas beres beres menyelamatkan hal hal yang penting.

Arus air sangat kencang, hanya 15 menit berselang, air sudah masuk ke rumah Mas Sayur yang tinggi pondasinya satu meter lebih dari bibir sungai, itu artinya, Honda Verza yang terparkir diluar sudah terendam sampai di tangki. Sudah tidak mungkin diselamatkan. Jadi biarkan saja ditempatnya.

Ambil keputusan cepat.

Kemasi beberapa baju bersih, handuk, sarung dan sajadah ke dalam kantong kresek . MENGUNGSI… TINGGALKAN RUMAH.

Keluar dari rumah, Mas Sayur menggendong si Nduk (anak perempuan tercinta klas 6 SD), dan ibune (istri Mas Sayur) membawa kantong kresek berisi pakaian bersih , menuju ke Masjid terdekat yang pondasi bangunannya tinggi dan saya yakin tak terjangkau air banjir. FYI waktu berjalan menuju ke Masjid itu ketinggian air bervariasi, antara setinggi pusat hingga setinggi lutut. Itu terjadi sekitar jam 1 malam.

Sesampainya di Masjid, ternyata air banjir juga sudah merendam area sekitar Masjid, ada beberapa warga sekitar Masjid juga yang mengungsi ke sana, termasuk para ta’mir masjid dan Imam masjid yang rumahnya di komplek masjid dan sudah terendam air banjir juga.

Hujan makin deras hingga jam 3 malam, ruangan utama Masjid akhirnya terendam air banjir juga, kami bergeser ke bangunan Masjid yang lebih tinggi.

Menjelang Shalat subuh, ketinggia air hanya kurang 2 cm masuk ke pondasi Masjid ( tempat yang lebih tinggi yang kami tempati saat itu). Disini saya mulai panik lagi, karena berpikir jika air terus naik, kemana lagi kita akan lari ? Sedangkan air di luar Masjid sudah setinggi dada.

Di group WA Lokal saya dapatkan nomor telepon BASARNAS KOTA JAYAPURA. Saya telpon berulang kali tidak ada respon. Akhirnya saya Chat WA.

Masuk waktu Subuh kota semua Shalat berjamaah dalam situasi darurat,untungnya tandon air bersih masih tersedia hingga kita bisa wudhu dengan air bersih. (Pak Imam membaca qunut nazilah…kami mengaminkan dengan sepenuh hati).

Selesai Shalat, saya cek ketinggian air di tepi pondasi Masjid , masih tetap sekitar 2 cm tidak naik, Alhamdulillah.. saya tinggal rebahan.. tanpa diduga ada seorang lelaki datang membawa nasi bungkus untuk semua yang ada di Masjid… Alhamdulillah…

Sampai jam 7 siang BASARNAS tidak kunjung datang, namun kami lega karena ketinggian air mulai surut seiring surutnya air laut .

Sekitar jam 9 pagi air makin surut, saya berpamitan pulang kepada teman teman pengurus Masjid untuk pulang dan membersihkan rumah. Lalu saat bersih-bersih rumah inilah BASARNAS baru nongol bawa perahu karet lewat depan rumah sambil bagi bagi makanan. Alhamdulillah (lagi). Selanjutnya siang sampai sore ada banyak yang bagi bagi makanan.

Alhamdulillah…masih banyak orang baik…kami tidak sendirian…

Sekitar jam 5 sore, fix air diluar sungai sudah tidak ada, kecuali di dalam Pasar Youtefa yang merupakan titik terendah di depan muara, air masih setinggi pinggang. FYI titik tertinggi air banjir di dalam pasar Youtefa hampir mencapai atap bangunan los pasar.

 

IBARAT MENGANTRI DI PINTU TOL, LAKU PETUGAS TOL MENUTUP PORTAL.

FYI , mengapa daerah Abepura Jayapura khususnya Youtefa sering banjir ? Abepura adalah lembah yang dikelilingi perbukitan, dan ada 2 anak sungai ya g bermuara di teluk Youtefa, sehingga ketika turun hujan, semua air dari arah Barat, Utara dan Selatan mengalir ke 2 sungai tersebut yang bermuara di teluk Youtefa, dimana Youtefa adalah kawasan pasar dan pemukiman yang merupakan penyangga utama perekonomian di Kota Jayapura. Jika curah hujan tinggi dan durasi hujannya lama dan bertepatan dengan waktu air laut pasang, maka OTOMATIS daerah Youtefa akan terendam banjir, karena air hujan dari segala penjuru MENGANTRI MASUK KE LAUT (TELUK YOUTEFA) , SEDANGKAN AIR LAUT SEDANG PASANG , TIDAK MENERIMA AIR SUNGAI MASUK KE LAUT.

Ini ibarat, KENDARAAN ANTRI DI PINTU TOL LALU PETUGAS TOL NYA MENUTUP PORTAL , begitulah gambaran sederhananya.

BANJIR dan LONGSOR JAYAPURA VERSI BMKG

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mencatat beberapa pengaruh yang menyebabkan curah hujan tinggi di Kota Jayapura.

“Suhu muka laut sekitar perairan Papua yang cukup hangat sehingga meningkatkan aktivitas konvektif,” ujar Fachri dilansir Antara, Jumat (7/1).

Selain itu menurut Fachri, terdapat daerah belokan angin di wilayah utara Papua. Angin meridional monsoon baratan bersifat basah.

Pengaruh lainnya yang menyebabkan curah hujan tinggi di Jayapura adalah kelembaban udara yang relatif sangat basah dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb.

“Berdasarkan analisis citra satelit, awan-awan yang tumbuh didominasi oleh awan-awan awan konvektif seperti cumulus dan cumulonimbus mulai pukul 19.00-07.00 WIT,” ujar Fachri.

Advertisements
Exit mobile version