Site icon Zona Motor [dot] net

Mengingat Kembali, Perbedaan Oli Mineral dan Oli Sintetik.

Iklan

Sobat pembaca sekalian, kembali Mas Sayur hadir dengan cerita seputar per Oli an 😊

Mohon maaf kepada sobat pembaca yang sudah berada di level “Suhu” dalam hal ini, sekaligus mohon koreksinya. 😊

Baiklah.., kita mulai bercerita berdasarkan info valid dari pabrikan oli. 😊

Berbicara soal oli mesin, hal utama yang paling sering diperbincangkan adalah soal jenisnya. Mineral atau sintetik ?

Sebagian besar langsung menganggap bahwa oli sintetik lebih unggul dari oli mineral. Tapi belum banyak yang tahu, apa sih perbedaan oli mineral dan oli sintetik.

Berikut adalah penjelasannya.

 

Secara umum, oli mesin terdiri dari dua komponen utama. Yakni Base oil dan aditif.

Base oil adalah unsur utama dari oli. Sementara aditif adalah zat untuk meningkatkan performa atau karakteristik tertentu dari oli.Atau bisa juga menambahkan sifat tertentu yang diinginkan dalam oli.

 

Base oil secara umum terbagi menjadi tiga jenis. Yakni Mineral, sintetik, dan vegetable oil.

Namun pada kesempatan ini, kita hanya akan membahas perbedaan mineral dan sintetik saja.

Base Oil Mineral.

Base oil berbahan mineral menggunakan bahan dasar dari minyak bumi yang dimurnikan. Ini di bagi menjadi 2 jenis, yakni :

  • Mineral parafin, dan

Mineral parafin lebih unggul dari mineral nafta, karena punya nilai viscosity index yang lebih tinggi dan punya nilai kemurnian yang lebih baik.

Hal itu sebabnya, jenis oli mineral parafin lebih umum digunakan sebagai oli mesin mobil atau motor.

  • Mineral nafta.

Sementara oli mineral nafta, umumnya dipakai untuk oli mesin pendingin dan oli kompresor.

Base Oil Sintetik.

Kemudian kita beranjak ke oli sintetik. Base oil yang bersifat sintetik sejatinya adalah cairan yang dibuat manusia melalui serangkaian proses polimerisasi.

Jadi , ini bukan merupakan proses pemurnian langsung dari minyak bumi.

Oli sintetik juga terbagi menjadi banyak jenis. Yang paling umum adalah

  • Polyalphaolefin (PAO). 
  • Diester 
  • Polyol ester, lalu
  • Phosphate ester,
  • Polyalkylene glycol, dan 
  • Silicone.

Karena buatan manusia, base oil yang bersifat sintetik bisa diatur untuk memiliki karakteristik tertentu.

Misalnya jenis phosphate ester yang tahan api, atau diester dan polyol ester yang tidak beracun dan mudah terurai di alam.

Advertisements
Exit mobile version