ZonaMotor.NET -Dua pekan lagi, Astra Honda Racing Team akan kembali beraksi di Sirkuit Jerez – Angel Nieto, setelah jeda musim panas kompetisi FIM CEV selama dua bulan. Gerry Salim dan Dimas Ekky akan berusaha kembali bersaing dan meraih hasil bagus di Moto3 Junior World Championship dan Moto2 European Championship. Ini juga berarti mereka akan kembali bertemu dengan pelatih masing-masing yaitu Dani Ribalta (pemenang 24 Hours of Le Mans pada 2006) dan Carmelo Morales (juara Superbike European FIM CEV 2015 dan 2016). Kedua pelatih ini membantu meningkatkan perfoma Gerry Salim dan Dimas Ekky di lintasan balap.
Keberadaan pelatih merupakan hal baru bagi kedua pebalap Indonesia tersebut pada tahun ini. Gerry dan Dimas berbicara tentang mereka dalam wawancara berikut ini.
Bagaiamana pendapat kalian seputar pengalaman bersama pelatih sejauh ini?
Dimas: Sangat positif. Dengan pengalamannya sebagai pebalap, dia mengajar bagaimana meningkatkan gaya balap saya dan membandingkannya dengan para rival. Carmelo [Morales] pernah ikut FIM CEV selama bertahun-tahun dan tahu gaya balap seperti apa yang terbaik agar bisa cepat. Masukannya banyak membantu saya dan hubungan kami sangat baik.
Gerry: Ini marupakan kali pertama saya punya pelatih. Pada putaran pertama di Estoril (Portugal), saya mengalami banyak kesulitan, tetapi setelah itu saya merasa lebih baik dan itu sebagian karena bantuan Dani [Ribalta]. Dia selalu datang ke lintasan untuk melihat kami dan ketika sesi latihan selesai, dia mendatangi kami untuk memberikan padangan. Hal ini bagus karena pada sesi berikutnya, ketika saya menerapkan apa yang dia sarankan, saya selalu meraih hasil lebih baik.
Gerry: “Berkat dukungan Dani, saya semakin dekat dan dekat dengan para pebalap tercepat di Junior World Championship.”
Di bagian mana kalian banyak bekerja bersama mereka?
Dimas: Kami banyak fokus dengan gaya balap saya dan pengereman. Kami membandingkan gaya saya dengan cara para pebalap tercepat, supaya bisa lebih cepat saat keluar dari tikungan. Sejauh ini, hal itu berjalan baik dan saya menghargai bantuan mereka.
Gerry: Seperti Dimas (Ekky), fokus saya adalah meningkatkan kemampuan seputar titik pengereman. Awalnya, itu sangat sulit buat saya. Namun, berkat bantuan Dani, saya bisa semakin dekat dan dekat dengan para pebalap tercepat di Junior World Championship, dan pada setiap sesi saya melakukan yang terbaik untuk memangkas ketertinggalan.
Hubungan kalian dengan mereka sangat bagus, dan kalian juga bertemu untuk berlatih di luar balapan. Apa manfaat sesi latihan ini buat kalian?
Dimas: Sangat penting untuk latihan supermotard atau latihan yang lain bersama mereka, tidak hanya saat balapan FIM CEV berlangsung. Kami bertemu Carmelo dan Dani untuk berlatih dan mereka memberi kami masukan, karena mereka punya lebih banyak pengalaman dibandingkan kami. Apa pun yang kami pelajari, bisa kami terapkan saat kompetisi berjalan.
Gerry: Saya senang karena kami juga berlatih bersama, dan kami sering berlatih di dirt track dengan motor atau bersepeda. Bersama Dani, saya juga berlatih fisik. Saya juga berlatih supermotard bersama Carmelo dan dia membantu meningkatkan kemampuan saya saat pengereman, dan tahu kapan harus melepaskan gas.
Dimas: “Dengan bantuan Carmelo, daya tahan saya saat balapan meningkat, dan saya merasa kondisi fisik saya menjadi lebih baik.”
Peningkatan apa yang paling kalian dapatkan setelah ada pelatih?
Dimas: Daya tahan saya saat balapan meningkat. Jika saya hanya fokus pada gaya balap, saya akan kecapekan setelah 10 lap. Namun, saya merasa dengan latihan di luar sirkuit, kondisi fisik saya menjadi lebih baik dan bisa bersaing di level yang bagus untuk durasi yang lebih lama.
Gerry: Sejak ikut Moto3 Junior World Championship, Dani Ribalta berkata bahwa saya seharusnya beradaptasi dengan para pebalap yang agresif dan cepat pada setiap balapan. Jadi, saya secara khusus meningkatkan kemampuan mental saya, dan juga daya tahan saya, seperti Dimas.
Pendapat pelatih soal Dimas dan Gerry
Carmelo Morales (Pelatih Dimas Ekky): Saat balapan FIM CEV, yang harus saya lakukan adalah melihat Dimas beraksi di lintasan pada setiap sesi, dan berdasarkan pengalaman sebagai pebalap, saya membantu dia meningkatkan perfomanya. Saat ini, kami terus maju dan dia pebalap pintar yang selalu memperhatikan masukan dari saya. Dimas merupakan pebalap yang sangat teliti dan itu merupakan kekuatan terbesarnya. Di sisi lain, kami harus meningkatkan agresivitasnya. Dia bersaing di level kompetisi yang sangat tinggi, dengan para pebalap dari Moto2 World Championship, dan sangat penting untuk terus memangkas ketertinggalan dari para pebalap tercepat.
Dani Ribalta (Pelatih Gerry Salim): Bekerja bersana Gerry sangat mudah, karena kami sudah saling kenal sejak dia ikut Asia Talent Cup, dan dalam waktu singkat dia sudah mendapatkan kepercayaan diri bersama tim. Musim ini merupakan tahun yang sulit buat dia, karena hampir semua sirkuit yang dipakai merupakan tempat baru dan itu membuat proses adaptasi menjadi semakin sulit. Yang paling kami latih dengan Gerry adalah titik pengereman. Ini merupakan bagian yang paling sulit buat dia. Namun, dia semakin membaik dan mengambil langkah yang tepat. Dia semakin dekat dengan para pebalap di depan.