Mengapa Tidak Gunakan Motor Roda 3 Saja ? (Pertanyaan Pembaca).

ZonaMotor.NET – Sobat pembaca sekalian,setelah sekian lamanya,pertanyaan pada judul diatas yang sejatinya sudah berkali-kali,mungkin puluhan kali diajukan kepada Mas Sayur,namun Mas Sayur masih belum mau mengangkatnya dalam sebuah tulisan. Pertanyaan ini sangat sering diutarakan oleh sobat pembaca,baik melalui beberapa platform media sosial maupun pada kolom komentar di blog ini.

Baiklah kalau begitu, Mas Sayur jawab… Pertanyaannya adalah,mengapa Mas Sayur tidak memilih menggunakan kendaraan roda 3 saja untuk membawa barang dagangan yang banyak dan berat seperti yang Mas Sayur bawa setiap hari ?

Bisa dimaklumi,pertanyaan sobat pembaca yang bertubi-tubi dan berulang itu tentu didasari pertimbangan soal daya angkut , faktor safety dan kenyamanan.

Baiklah…ini jawaban Mas Sayur.

  • Motor roda 3 sekitar 10 tahun ke belakang memang sempat booming di tanah air,sejalan dengan maraknya produsen sepeda motor “lokal” di tanah air.Namun sejalan dengan waktu,seleksi alam menyisakan beberapa Brand “lokal” yang masih eksis. Permasalahan utamanya adalah,motor roda 3 yang tersisa itu basis produksinya ada di Pulau Jawa,sedangkan Mas Sayur berada di Papua dan masalah paling utamanya adalah,produsen motor roda 3 “lokal” itu tidak memiliki jaringan penjualan di Papua. Bukannya tidak bisa mendatangkan langsung dari kota asal diproduksinya motor-motor dimaksud,namun akan menjadi sangat tidak efisien terkait biaya pengiriman yang bisa mencapai separo dari harga motor tersebut. Contoh : Satu unit Viar Karya 200 harganya 28,sekian juta rupiah (harga dari situs resmi), jika dikirimkan ke Papua melalui jalur laut harus menggunakan kontainer dengan biaya di kisaran 15 jutaan. Kesimpulannya : TIDAK EFISIEN.
  • Jika di poin pertama diatas adalah soal jaringan penjualan, maka hal yang tak bisa dipisahkan adalah soal SERVICE dan SPARE PART. Gampangannya orang ngomong, ” Dealernya aja nggak ada,lalu dimana mau service dan beli spare partnya ?’  😉    😆
Baca Juga :  Akhirnya..honda spacy & HSX helm in Discontinue...
Salah satu contoh motor roda 3 milik dinas pasar di tempat admin yang terbengkalai karena rusak dan kesulitan mendapatkan spare part
  • Durabilitas/daya tahan/keawetan. Sudah bukan rahasia lagi jika motor-motor produksi “lokal” itu mesinnya didatangkan secara utuh dari luar negeri dan dirakit di dalam negeri. Dan sudah bukan rahasia lagi jika pada kenyataan di lapangan,motor-motor produksi “lokal” tak sekuat dan seawet motor buatan Jepang. Ini adalah pertimbangan serius bagi calon pembeli sepeda motor roda 3 yang pangsa pasarnya mayoritas kaum menengah kebawah yang menggunakan motor tersebut untuk bekerja harian. Bayangkan jika motor yang belum lama dibeli sudah mengalami kerusakan , sedangkan part yang dibutuhkan susah didapat, ini jelas akan mengganggu pekerjaan utama si pemilik motor dimaksud. Pada akhirnya,poin ini juga berkaitan erat dengan poinselanjtnya,yaitu :
  • Nilai Jual Kembali / Resale Value. Pangsa pasar motor roda 3 bisa dikatakan tidak terlalu besar,dan jika hal ini berkombinasi dengan kualitas yang diragukan oleh sebagian konsumen, maka bisa didapatkan hasil bahwa motor-motor roda 3 yang sudah dalam kondisi purna pakai akan sangat susah dijual kembali,meskipun dengan harga “miring” . Ditambah lagi fakta jika di tanah air kita yang tercinta,bahwa seseorang membeli sebuah kendaraan mempunyai pertimbangan matang tentang harga jual kembali,setidaknya ruginya tidak terlalu banyak dari harga belinya.
  • Selanjutnya adalah soal kondisi geografis di Kota Jayapura. Kondisi geografis yang berbukit,banyak jalan menanjak,curam dan berliku,tidak sesuai dengan karakter motor roda 3 dengan beban muatan berat. Bukannya tidak kuat,tapi soal tingkat kesulitannya.
  • Lalu lintas padat. Mohon maaf…,masih ada sebagian netizen yang menganggap Papua itu hutan. Disini Mas Sayur tegaskan,bahwa tempat Mas Sayur tinggal adalah di Kota Jayapura yang merupakan ibukota Provinsi Papua. Kemacetan lalu lintasnya pada hari-hari normal biasa cukup bikin pusing kepala. Jadi membawa motor roda 3 yang dimensinya hampir selebar mobil ditengah kemacetan lalu lintas, tentu tak sefleksibel membawa motor meskipun dengan gerobak sayur.
  • Poin selanjutnya adalah soal lokasi pelanggan dari Mas sayur itu sendiri yang sebagian ada di gang-gang sempit yang tidak bisa dilalui motor roda 3 dengan dimensi selebar mobil,namun masih bisa dilalui motor dengan gerobak sayur.
Baca Juga :  Fungsi Lain Behel Model "Tanduk"

https://www.instagram.com/p/BgdT8VVBSi7/?utm_source=ig_web_copy_link

Jadi itulah beberapa alasan yang mendasari mengapa Mas sayur tidak menggunakan sepeda motor roda 3 untuk menunjang kegiatan usaha jualan keliling.

Do’akan saja,mas bro….  Mas Sayur bisa segera ngumpulin dana untuk menebus kendaraan roda 4 untuk mengganti armada roda 2 yang sudah bertahun-tahun digunakan.   🙂

Jadi intinya,daripada beli motor roda 3, mending sekalian mobil pick up roda 4.   🙂

 

Salam dari Jayapura.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Mas Sayur (@mas_sayur)


 

 

Advertisements

Comment with your Facebook account

Author: Mas Sayur