[Jayapura – ZonaMotor.NET ] — Sobat pembaca sekalian, skuter matik yang saat ini mendominasi jalanan dan menjadi pilihan utama pengguna sepeda motor di Indonesia untuk sarana aktifitas harian, memang layak menjadi pilihan dikarenakan faktor kesimpulan dan kenyamanannya ketika digunakan. Bahkan orang yang baru belajar naik motor pun tak akan kesulitan mengendarai motor matik, dikarenakan tak perlu mengoperasikan kopling dan gigi transmisi.
Namun bukannya tanpa kekurangan, semua ada plus minusnya. Kelebihan skuter matik yang tanpa mengoperasikan gigi transmisi secara manual, harus ditebus dengan kurangnya performa mesin saat di tanjakan (apalagi dengan kapasitas mesin kecil) . Dan lagi rawannya pengereman saat di jalanan menurun, dikarenakan minimnya engine brake di mesin motor matik.
ADA KASUS MOTOR MATIC LOYO DI TANJAKAN EKSTR dan BANYAK KASUS MOTOR MATIC MENGALAMI REM BLONG DI TURUNAN EKSTRIM.
Nggak bisa dipungkiri, kejadian di paragraf sebelumnya itu memang fakta terjadi di lapangan.
Produsen tidak tinggal diam, dalam hal ini Astra Honda Motor memiliki divisi safety riding yang memberikan edukasi kepada pengguna sepeda motor Honda untuk tetap #cari_aman ketika mengendarai motor Honda.
Dan divisi safety riding Honda juga didukung sepenuhnya oleh pihak corporate communication yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen Sepeda Motor Honda.
Oging Adria Fitra Sakti selaku Corporate Communication Astra Motor Papua mengatakan dalam kondisi jalan apapun #Cari_Aman harus menjadi hal yang utama. Oging mengatakan pada dasarnya, berkendara menggunakan sepeda motor matik berbeda dengan sepeda motor yang menggunakan kopling.
“Sepeda motor tipe sport atau bebek (cub) ketika melewati jalur turunan dapat memanfaatkan engine brake dengan memposisikan gigi satu untuk membantu mengurangi kecepatan. Namun seperti apa jika menggunakan sepeda motor matik dengan perpindahan transmisi secara otomatis?. Kami memiliki sejumlah tips untuk tetap #Cari_Aman,” ucap Oging, Senin (11/7/2022).
Safety Riding Manager PT Astra Honda Motor (AHM), Johanes Lucky mengatakan setiap pengendara wajib memahami teknik berkendara yang tepat agar mampu menghadapi berbagai kontur dan kondisi jalan. “Hal ini sangat membantu kita untuk dapat tetap fokus dalam berkendara agar selamat sampai tujuan dan berkendara pun menjadi menyenangkan,” ujarnya.
Berikut tips #Cari_aman dari AHM dalam menggunakan sepeda motor matik ketika berada pada jalur tanjakan dan turunan.
- Pertama, lakukan pengecekan dan pemeriksaan pada kendaraan yang akan digunakan. Untuk menjaga performa kendaraan dan mengurangi potensi terjadinya insiden dari faktor kendaraan, lakukanlah pemeriksaan pada kendaraan yang digunakan mulai dari bahan bakar, oli, rantai, ban, kopling, rem, dan perangkat lainnya.
- Kedua, kenali kondisi rute yang akan dilalui. Pastikan kita mengetahui rute atau kondisi jalan agar kita dapat antisipasi terlebih dahulu berbagai macam jalur yang akan dilewati. Pengendara sepeda motor dapat mengatur jadwal dan rute perjalanan untuk menghemat jarak, waktu, tenaga serta menghindari kemacetan.
- Ketiga, memasuki jalur yang menanjak. Pada saat akan memasuki jalan menanjak, sebaiknya mengambil jarak yang cukup agar akselerasi sepeda motor dapat melewati tanjakan. Turunkan kecepatan secara bertahap ketika mendekati puncak/jalan datar.
“Sebelum memasuki jalan menanjak, manfaatkan akselerasi atau momentum dengan menambah gas jauh sebelum jalan menanjak dengan memperhatikan kondisi jalan, kurangi kecepatan ketika mendekati ujung tanjakan dengan tetap memperhatikan kecepatan saat menanjak sebelumnya guna mencegah terlepasnya roda depan ketika mencapai ujung tanjakan,” ujarnya.
- Keempat, memasuki jalan yang menurun. Pada saat akan memasuki jalan menurun, sebaiknya kurangi kecepatan jauh sebelum memasuki jalan menurun yaitu dengan menurunkan gas dan pertahankan kecepatan sepeda motor dengan menggunakan rem depan/belakang. Bila dirasakan pengereman kurang optimal, berhentilah atau menepi sejenak ketika melewati jalan turunan dengan rute yang panjang untuk mendinginkan rem depan/belakang.
- Kelima, postur berkendara yang tepat. Postur saat berkendara di jalur tanjakan posisikan badan condong ke depan agar roda depan mendapatkan grip (cengkraman) yang kuat terhadap permukaan jalan, demikian pula pada saat berkendara jalur turunan, posisikan postur badan condong ke belakang.
- Keenam berhenti di tanjakan. Ketika harus berhenti di tanjakan, komposisi rem belakang sebaiknya lebih besar yang berguna untuk menahan gaya dorong kendaraan ke belakang. Hindari posisi di belakang kendaraan berukuran besar, seperti truk dan bus namun bila terpaksa harus berada di belakang kendaraan besar ambilah posisi di sebelah kiri atau mengambil posisi paling aman di belakangnya.
“Dalam kondisi apapun setiap pengguna jalan sebaiknya mengetahui teknik berkendara termasuk di tanjakan dan turunan, hal ini diperlukan guna menjaga keselamatan pengendara dan sekitar serta dapat menerapkan etika #Cari_Aman dalam berkendara,” kata Lucky.
Naaah…. Bro…. Begitulah sedikit sharing yang admin bisa bagikan di kesempatan kali ini.
Semoga bermanfaat.
Salam dari Jayapura. 😊