Paimo… Honda CBR 250R si pikulan sayur itu kini telah pergi..
🙁
Setahun yang lalu,tepatnya 29 November 2014 dia datang dan menemani Mas Sayur bekerja menggantikan tugas Ksatria yang terluka [ Honda old CB150R Streetfire ]
Dan awal Desember 2015 yang lalu,ada seorang teman yang ngebet banget meminang si Paimo,dengan hati yang agak sedikit kurang ikhlas,akhirnya Mas sayur merelakan Paimo pergi,dengan mahar yang di bilang cukup dan tidak merugikan di banding mahar saat Mas sayur meminangnya dulu.
🙁
Setahun bekerja bersama dia,menembus hujan,terjemur panas matahari,membelah kemacetan kota,mendaki perbukitan yang merupakan geografis kota Jayapura,memikul beban seberat hampir kurang lebih 200 kg,Paimo tak pernah sekalipun rewel dan merepotkan Mas sayur.
Tapi tentu ada suka dan duka bekerja bersama Paimo yang notabene adalah motor CBU yang part nya jelas sangat susah di dapat di tanah air,apalagi di kota kecil dan terpencil jauh dari keramaian ibukota seperti Jayapura .
Berikut ini akan Mas sayur ceritakan sedikit suka dan duka bekerja bersama si Paimo.
Hal pertama yang membuat shock adalah ketika si Paimo tersungkur berkalang tanah dalam sebuah Single Accident karena dongklrak alias penyangga yang terbuat dari kayu itu amblas menembus tanah yang basah di saat parkir dalam kondisi hujan.
🙁
Hal itu terjadi pada Februari 2015,terbilang 3 bulan dari saat pertama kali dia bertugas menemani Mas sayur bekerja,dan sampai saat dia pergi,hal itu tak pernah terjadi lagi.
Kendala ke dua yang pernah di alami bersama Honda CBR 250R rakitan 2011 ini adalah Rem belakang yang Macet/terkunci. Namun hal itu dapat di atasi dengan mudah oleh seorang mekanik di bengkel umum yang merupakan teman baik Mas sayur.
Cerita selengkapnya tentang rem cakram lengket/terkunci itu silahkan klik DI SINI.
Kendala ke tiga adalah saat aki si Paimo tiba-tiba mati mendadak.
Beruntung aki mati ini terjadi saat Mas sayur sudah sampai di rumah setelah perjakanan pulang kerja.
Untuk mengganti aki ini, Mas sayur sempat berkonsultasi dengan beberapa orang yang Mas Sayur kenal memiliki reputasi bagus dalam hal penanganan motor CBU untuk mendapatkan referensi aki subtitusi untuk Honda CBR 250R yang berstatus CBU ini.
Akhirnya,terpilih lah aki dari Honda Supra X 100 cc yang memiliki kuat arus 6 Ampere sama dengan aki original bawaan Honda CBR 250R ini dan dimensi yang mirip,hanya selisih tebal sekitar satu senti meter sehingga hanya perlu sedikit penyesuaian pada tempat aki di Honda CBR 250R.
Ceritanya,silahkan klik DI SINI.
Hal ke empat yang perlu di ceritakan dan mungkin bisa berguna bagi sobat pembaca adalah mengenai penggantian kampas rem belakang Honda CBR 250R non ABS ini.
Untuk mendapatkan kampas rem original tentu sebuah hil yang mustahal di dapatkan di Jayapura,kalaupun ada ,indent ke AHASS adalah hal yang wajib.
Untuk itu,trik othak-athik gathuk khas mekanik Indonesia tetap berlaku di sini.
😉
Di dapatlah kampas rem yang bisa di subtitusikan di Honda CBR 250R non ABS ini,yakni kampas rem milik honda New Megapro,tentu nggak bisa langsung plug and play,ada sedikit penyesuaian yakni memotong sedikit bagian pegangan kampasnya.
Cerita selengkapnya ada DI SINI.
Hal ke lima yang membuat Mas Sayur tak bisa mengelak dan harus membeli part original adalah ketika rantai si Paimo mulai aus dan mengeluarkan suara gemeretak saat kondisi berjalan.
Sangat beruntung sekali karena rantai milik Honda CBR 250R ini ready stock di AHASS Astra Motor Papua.
Walaupun yang ada hanya rantai nya saja,tanpa sproket depan dan belakang dan harus Mas sayur tebus dg harga lumayan,yakni sekitar 800 K.
Cerita tentang penggantian rantai Honda CBR 250R ini ,silahkan baca DI SINI.
Oke..mungkin hanya lima hal tersebut ytang agak sedikit merepotkan Mas sayur selama setahun bekerja bersama si Paimo.
Soal konsumsi Bahan bakar,Mas sayur jujursaja tak pernah menghitung hal tersebut. Pertimbangannya adalah,ini motor di pakai untuk bekerja dan jelas tak akan seboros motor ber mesin 2 tak jaman dulu,jadi untuk urusan bahan bakar,Mas sayur ikuti arus saja,jika indikator bahan bakar sudah tinggal satu strip,ya di isi lagi..kadang premium dan kadang juga pertamax.
Sebagai gambaran saja,dalam satu minggu dari senin sampai sabtu,Paimo menghabiskan biaya 100 K untuk bahan bakarnya dengan perincian bekerja 2 putaran,yakni pagi dan sore. Dan jika hanya bekerja pagi saja,biaya bensin si Paimo dalam seminggu hanya 50 rb saja.. 🙂
Oke…duka nya sudah…
Sekarang cerita tentang suka nya…
Yang pertama jelas adalah soal kekuatan mesin motor ini.
Maaf..,di sini bukan bercerita top speed,karena top speed sama sekali tak di perlukan di sini.
Yang di perlukan adalah kemampuan mengangkat beban dengan medan yang berat tanpa adanya gejala mesin yang ngoyo alias di paksakan.
Jelas sangat berbeda “angkatan” mesin 150 cc dg power 17 ps di banding mesin 250 cc dengan power 29 ps ketika membawa beban dengan berat yang sama dan melintasi medan jalan yang sama.
Yang ke dua, Paimo efect adalah,Mas Sayur mempunyai keluarga kecil baru..
yakni Jayapura CBR Riders Club.
Keluarga kecil para penyemplak Honda CBR di kota Jayapura,baik CBR 250 atau pun CBR 150 yang telah melakukan beberapa kali kegiatan baik touring maupun bakti sosial ,salah satunya adalah bakti sosial ke panti asuhan wilayah Sentani Kabupaten Jayapura.
Cerita tentang Baksos CBR Riders Club Jayapura bisa di klik di SINI.
Terlalu banyak cerita bersama Paimo dalam jangka waktu yang sangat singkat .
Sepertinya Mas sayur tak bisa menceritakan semuanya,bahkan menulis cerita ini pun rasanya Mas sayur terbawa emosional,nggak sanggup menulis terlalu banyak , sedih dan bercampur aduk p[erasaan yang lain. Itu lah sebabnya mengapa artikel ini baru terbit saat ini setelah hampir sebulan kepergian si Paimo.
Terima kasih Paimo,kebersamaan kita yang singkat telah memberikan kesan yang begitu mendalam,juga kebersamaan kita telah memberikan kontribusi yang cukup banyak bagi Mas sayur pribadi.
Paimo at workk
Dan ini lah hari terakhir si Paimo menemani Mas sayur bekerja..
🙁
Sekali lagi…
Terima kasih…Paimo..