ZonaMotor.NET – Kisruh antara Maverick Vinales dan team Yamaha belum berakhir, dan nampaknya akan kian melebar,kang bro…
Meskipun Maverick Vinales sudah menyatakan permintaan maaf secara terbuka,namun kenyataannya pihak Yamaha nampaknya tidak terlalu menanggapi.
Skorsing oleh tim Yamaha terhadap Vinales di gelaran MotoGP Austria akhir pekan lalu merupakan awal tindakan tegas Yamaha terhadap Vinales yang dianggap berniat merusak YZR M1 , setelah sebelumnya mengumpulkan bukti rekaman dan data Vinales selama race seri Styria.
Tindakan Yamaha terhadap Vinales ini disinyalir hanyalah sebuah awal. Ada pengamat MotoGP yang menyatakan jika bisa saja nasib Vinales akan menjadi lebih ngenes lagi karena akan diblacklist oleh seluruh tim Jepang di MotoGP. Hal ini mengingat budaya Jepang yang menjunjung tinggi solidaritas.
Hal itu disampaikan oleh pengamat MotoGP David Noyes dalam podcast Radio Ocotillo.
“Sebagian besar penggemar Spanyol masih ingin Maverick bisa kembali ke Yamaha lagi. Saya telah membaca banyak argumen apakah yang ia lakukan sangat serius atau tidak,” kata pengamat MotoGP David Noyes mengawali, dikutip dari sportfeat yang menyadur dari Motosan.es.
“Saya tidak akan banyak memberikan pendapat, tetapi jika ini terjadi 15 tahun lalu, Maverick tidak akan pernah mengendarai motor Jepang lagi.”
“Karena orang Jepang memang seperti itu,” ucap Noyes lagi.
Ada kemungkinan Maverick Vinales akan bernasib seperti Max Biagi.
Musuh bebuyutan Valentino Rossi di awal 2000-an itu pernah melakukan kesalahan besar di tim Honda, hingga membuat kariernya di MotoGP benar-benar berakhir.
“Saya ingat sekali pada 2005, Biaggi masuk ke garasi dengan kesal pada tim. Ada bos Honda dari Jepang yang datang di sana,” kata Noyes.
“Dia masuk dan melempar motornya ke lantai di depan mereka semua, meneriakkan empat hal dan kemudian pergi.”
“Tidak satupun orang Jepang mengangkat suara mereka, tetapi sejak saat itu Biaggi dilarang tidak hanya di Honda, tapi juga Yamaha, Suzuki dan Kawasaki,” tutur Noyes lagi.
“Orang Jepang menganggap hal ini sebagai masalah yang cukup serius,” katanya.
Memang zaman mulai berubah, dan mungkin saja pimpinan pabrikan Jepang ada yang memahami situasi Vinales.
Akan tetapi, tetap saja tindakan Vinales itu bisa berpotensi mengurangi rasa kepercayaan tim kepada dirinya.
Terlepas dari itu, David Noyes sendiri turut memahami rasa frustrasi Vinales. Noyes yakin Vinales tidak bermaksud untuk merusak mesin M1 miliknya.
“Apa yang diinginkan Yamaha adalah lingkungan yang tenang di dalam tim, di mana mereka sekarang punya Quartararo untuk mengejar gelar juara dunia,” kata Noyes.
“Tapi jika mengatakan bahwa Vinales menyabotase motor dengan mencoba merusaknya, saya akan mengatakan itu tidak benar.”
“Saya berkonsultasi pada beberapa teknisi dan sekarang dengan kunci kontak yang mereka miliki serta cara kerja mereka, sangat sulit mesin bisa rusak karena hal itu.”
“Tetapi yang membuat Yamaha tersakiti mungkin karena adanya batas jumlah mesin yang mereka punya di musim ini,” ucap Davide Noyes.