Dia adalah adik sepupuku yang berprofesi sebagai pemilik bengkel motor kecil di kampungku. Masih bujangan dan baru 23 tahun,tapi pengalamannya di bidang permesinan motor tak perlu di ragukan dalam artian tak sehebat mekanik yang mengenyam pendidikan formal di bidang permesinan.
Yaah..dia belajar otodidak,dengan membantu saudara kami yang lain di bengkel selama hampir 10 tahun. Sehingga dia sudah paham betul tentang mesin motor dan mesin pertanian yang biasa di pakai masyarakat desa pda umumnya.
Dia bekerja sendiri tanpa asisten,itulah yang kadang membuat langganannya sampai menumpuk. Kadang saya kasihan juga melihatnya. Namanya saja di kampung,terkadang dia harus menanggung dulu semua biaya perbaikan motor langganannya,setelah selesai baru di total biayanya plus ongkos kerja. Itupun kadang kadang masih di hutang, hadegh..kasihan…
Tapi soal ketelatenan..,memang dia sangat telaten menangani motor motor tua yang sudah tak di produksi lagi,sehingga pelanggan masih setia dan mempercayainya.
bener bener nglotok…
wow…
https://nakawara.wordpress.com/2012/10/07/yamaha-ray-kira-kira-cocok-gak-dibawa-kemari/
Senior tenan kie….
http://nzahry.wordpress.com/2012/10/08/sketsa-honda-integra-1000cc/
ya nggak juga..
wow berati adik sepupunya pak Paedi itu belajar otodidak ya
salut bener dah…
Pak Paidi..? yo..bener,cak Sarip.. 😀
servis gratis.. 🙂
ada toleransinya, bantu sehari.. 🙂