Sudah jamak dan sering kita lihat,bahkan kita alami sendiri bahwa ketika kita berpapasan dengan teman atau orang orang yang kita kenal ketika riding kita menyapa dengan membunyikan klakson. Apalagi yang tergabung dalam klub atau komunitas,sapaan itu biasanya di tambah dengan acungan jempol yang lebih di kenal dengan salam biker.Lalu ada apa dan kenapa dengan salam itu mas..? sabar dulu ,kawan…
Begini kawan..ketika kita berkendara di jalan raya hal itu tak jadi soal. Tapi ketika kita berkendara di kampung yang mungkin masyarakatnya masih menjunjung tinggi norma sopan santun,terkadang sapaan dengan klakson itu justru menjadi sebuah gunjingan. Bayangkan ketika kita bertemu orang orang tua di kampung yang lalu kita bermaksud menyapa mereka dengan klakson,mereka tentu akan menyahut,tapi setelah itu akan jadi perbincangan.Setidaknya mereka akan bertanya-tanya,” siapa itu tadi..? anak siapa..? sama orang tua kurang sopan ,menyapa pakai klakson,nggak mau buka helm lagi,kayak satria baja hitam saja…”
Dilematis memang..,di satu sisi kita berusaha menghormati dan menjaga keselamatan diri dengan menggunakan perangkat keselamatan,tapi di lain sisi,tanggapan masyarakat berbeda. Hal semacam itu sering saya dengar dengan telinga saya sendiri..,maklumlah..saya tinggal di kampung..
Intinya..,kita harus bisa menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal kita. Demi kebaikan kita dan agar kita tidak di cap sebagai orang yang sok safety dan ugal ugalan..
salam toet. .toet. .
teot…teot… 😀
seperti pribahasa
dimana bumi di pijak disitulah langit kita junjung
http://yudhadepp.blogspot.com/2012/10/bikin-yamaha-fizr-semakin-kencang.html?m=1
Setuju sama Pak Guru.
Yah, maklum. Beda budaya and mungkin beda generasi sih kang 🙂
Beda jaman..