Yang di maksud di sini adalah ketika kita hendak mengambil BPKB kendaraan yang kita beli secara kredit di leasing setelah melunasinya tentunya,dan kebetulan kendaraan itu bukan atas nama kita sendiri,tangan pertama nya orang lain,dengan kata lain kita cuma melanjutkan kredit milik orang lain..

Sekedar berbagi pengalaman pribadi,beberapa hari yang lalu Mas Sayur makukan pelunasan terhadap kredit Honda CB150SF yang saat ini di pakai bekerja,dan kebetulan kreditnya masih atas nama pemilik pertamanya.
Setelah melunasi di kasir,pihak leasing mengatakan jika yang berhak mengambil BPKB adalah sang atas nama kredit.

Berhubung Mas Sayur nggak mau ribet melibatkan si “tangan pertama”,maka pihak leasing memberikan blangko surat kuasa pengambilan BPKB yang harus di isi dan di tanda tangani oleh pihak pemberi kuasa dalam hal ini si “tangan pertama” dan pihak penerima kuasa dalam hal ini Mas Sayur.

Surat kuasa ini di keluarkan oleh leasing sebagai antisipasi mengingat fakta di lapangan terlalu banyak kendaraan yang di pindah tangan kan kreditnya tanpa prosedur resmi.

Prosedur resminya adalah ketika kita mengambil alih kredit atas nama orang lain,maka itu harus se pengetahuan pihak leasing,selai memudahkan leasing melacak keberadaan kendaraan,hal itu juga memberikan keamanan bagi peng oper kredit jika kelak sewaktu pelunasan si tangan pertama punya itikad tidak baik.
   😉

Kembali ke cerita…
Dalam hal ini, Mas Sayur tak mau melibatkan si tangan pertama,karena yang bersangkutan sedang di rawat di rumah sakit,karena kecelakaan dan telah Mas Sayur ceritakan DI S I N I.

Dan Alhamdulillah…
Setelah blanko surat kuasa nya di isi dengan benar,maka kita tinggal mendatangi kantor leasing yang bersangkutan di bagian pengambilan BPKB.
Dan semuanya akan berjalan lancar.

Let’s work together, Ksatria…

Dan kini,Mas Sayur merasa sepenuhnya memiliki sang Ksatria