Pecicilan ? Apaan tuch ? ? Bagi sobat pembaca yang tinggal di Pulau Jawa atau tumbuh di lingkungan yang banyak dihuni suku Jawa tentu sudah tak asing lagi dengan istilah tersebut. Pecicilan artinya mengarah kepada tingkah laku yang hiperaktif alias nggak mau diam. Dalam konteks ini,bisa diartikan menggunakan Honda CRF150L sesuai kodratnya sebagai motor untuk melibas medan yang ekstrim dan sesuka hati pengendaranya dalam memperlakukan pengendaliannya,mau ngetrail (wheely) boleh,ngepot boleh dan lain sebagainya.
Mendapatkan pinjaman satu unit Honda CRF150L dari Astra Motor Papua, merupakan sebuah kehormatan bagi Mas Sayur yang hanya seorang Blogger kelas teri di ujung timur negeri yang biasanya cuma bisa komen “aku kapan ? ” sampai komennya berkali-kali ?
Baiklah…berusaha amanah ketika mendapatkan kepercayaan,Mas Sayur memulai rangkaian tes ride harian Honda CRF150L ini dengan membawanya jalan-jalan menuju pantai Holtekam di Distrik Muara Tami Jayapura selatan,sekitar 24 kilometer arah timur Abepura, home base Mas Sayur’s blog.
Perjalanan menuju Pantai Holtekam memang didominasi oleh jalan aspal mulus,mengingat jalan ini adalah jalan poros menuju perbatasan RI dan negara tetangga Papua New Guenea. Tetapi tentu saja jalanan ini tidak 100% mulus lus.. (baca:mulus sekali). Ada beberapa titik yang berlobang karena gerusan air,ada pula beberapa titik jalan yang bumpy alias bergelombang,dan yang jelas variasi jalan lurus,menikung,tanjakan dan turunan jelas bisa menjadi salah satu cara merasakan bagaimana performa Honda CRF150L di Jalan Raya.
Bagaimana Performa Honda CRF150L di jalan Raya yang lurus dan mulus ?
Mempunyai label On-Off Sport Honda 150 cc tentu konsumen sudah paham jika maksudnya adalah Honda CRF150L ini adalah motor yang juoooss di medan OFF ROAD namun tetap ciamik dan mak nyus diajak berkendara ON THE ROAD.
Dalam perjalanan dari Abepura menuju Pantai Holtekam,ada beberapa feeling yang Mas Sayur dapatkan tentang performa Honda CRF150L di JALAN RAYA yang kondisinya beragam,diantaranya adalah :
- Melahap jalan raya yang mulus dan lurus,biker manapun tentu akan tergoda untuk meraih top speed. Honda CRF150L yang dirancang lebih mengutamakan torsi alias tarikan bawah,terasa bernafas pendek dan terasa sangat ngoyo (berat) untuk mencapai putaran atas yang maksimum.
- Limiter RPM terasa sangat rendah,dalam setiap akselerasi di jalan lurus,Mas Sayur yang terbiasa mengoperasikan “kendaraan berat”, secara spontan membuka throthle hampir separuh putaran,dan disitulah selalu kepentok limiter RPM pada Honda CRF150L.
- Pada kondisi jalan yang menanjak,disinilah terasa keunggulan Honda CRF150L. Mesin yang memang mengutamakan putaran bawah membuat Honda CRF150L terasa sangat ringan saat melahap tanjakan dengan berbagai sudut kemiringan.
- Handling secara keseluruhan saat melaju di jalan ramai dan harus meliuk-liuk di keramaian lalu lintas ? Ini yang perlu diperhatikan. Posisi Honda CRF150L yang tinggi dan stangnya yang lebar,sedikit membuat kikuk bagi Mas Sayur pribadi saat harus selap-selip di keramaian lalu lintas. Apalagi rider yang biasa bawa skuter matic imut yang suka srunthal-srunthul,saat membawa Honda CRF150L pasti akan sangat kagok. Faktor kebiasaan dan adaptasi saja mungkin,yak.. ?
- Meskipun motor ini tinggi,tapi bobotnya ringan. Hanya 122 kg menurut data spesifikasi resminya,dan hal ini juga sangat membantu dalam hal handling terutama bagi pemula,kalau bagi senior sich,mau motor berat juga no problemo.
- Jalan berlobang,bergelombang alias tidak rata ? Don’t worry… Suspensi up side down di garpu depan dan sistem pro link di suspensi belakangnya bekerja sangat optimal meredam goncangan,empuk dan mak nyus tenan.
Sementara ini dulu yang bisa Mas Sayur rasakan dari memakai Honda CRF150L di jalan raya. Akan ada lanjutannya nanti tentang cerita bagaimana Honda CRF150 ketika diajak jalan-jalan di habitat aslinya.
Salam dari Jayapura ?
Minjem om
Boleh…
Josss….
Melu cak…
=======
http://ninja150ss.com/2017/12/24/kelebihan-honda-crf150l-2018/