Masa libur lebaran sudah lewat,bagi karyawan kantor sudah tak ada waktu santai kayaknya.Tapi bagi pengangguran seperti saya selalu ada waktu untuk berlibur 😆 .Sore ini sengaja saya mengajak keluarga untuk sejenak melepaskan jenuh,jalan ke pantai Pancer Puger kabupaten jember yang hanya berjarak sekitar 4 km dari kantor redaksi rumah. 😆
Pantai ini berada di sebelah selatan kabupaten jember,menghadap samudra hindia,di lalui jalur selatan jawa timur (Pacitan – Banyuwangi ) yang masih dalam tahap pembangunan.Berlatar belakang Pulau Nusabarong yang sebagian masuk dalam teritorial Kab.Malang,pantai ini cocok untuk sekedar melepas penat di sore hari.
Angin kencang dan pasir yang beterbangan seolah tak mengurangi keceriaan Thole Dhimas,dan Gendhuk Nimas bermain di atas batu dermaga pemecah gelombang.Dermaga ini di bangun oleh Pemkab Jember untuk merespons keluhan nelayan Puger tentang ganasnya ombak di pintu masuk ke laut yang biasa di sebut Plawangan (lawang Bhs,jawa: Pintu ) Dan memang terbukti setelah adanya dermaga ini bisa mengurangi angka kecelakaan laut akibat ganasnya ombak ,walaupun masih saja ada kejadian itu dan tak bisa melawan kekuatan Sang Ilahi Robbi.
Di balik gunung inilah lokasiPantai PAPUMA yang pernah di bahas mas wiro nyobamoto,artikelnya,disini.Bay the way,seperti tempat wisata pada umumnya, di sini juga tersedia berbagai kuliner laut bagi sampeyan yang suka Sea Food… hm..ngiler cess… 😆 😆
Semakin senja maka akan terpampang panorama sanset yang semakin memperjelas kekuasaan sang Pencipta. Subhanallah…..
Pulang dulu yuk…hampir magrib….
enak doong pengangguran aza bisa ngajak keluarga
jalan-jalan, pengangguran berduit itu namanya.
btw tempatnya kelihatan asik yaaa
Dari jember yaaa
jadi teringat mantan pacar ketika abg dulu
dia sih anak ambulu
tapi emang enggak jodoh
kalau jodoh mungkin tiap lebaran ke jawa terus
wkwwkkk
walah…Pak guru jangan pacaran dulu.. ntar di contoh para siswa…
hehehee
anak saya hampir dua loh mas
yang pertama cewek
kelas 8 smp
woohh…ternyata… saya kira bujangan lho… 😳
woooaa manteB , jebul njenengan asli Jember to pak e Dhimas 🙂
nggih..leres mas.! Matur nuwun rawuhe,Mas azis..
wah ,, ombak’e mesti banter ki ..
sama persis karo parangtritis,bedane nggak ada kuda sewaan..
wah jember..deket nih 😀 saya lumajang om
kalau lagi libur main ke tempatku ,bim.. Tak ajak muter2
insyaallah om,hhehe..
ada yang kurang dari fotonya, Pak. Foto karang ditengah laut yang mirip pataya thailand..
ndak berani..
kalu melihat ini kelihatan bagus……tapi setelah saya datang.
jauh dari kata “bagus”….di belakang foto ibu dan anak di atas/sebelah barat pemecah ombak,pasir pantai kotor bgt.
sampah kayu,plastik,dll.
saran saya…hal itu di bersihkan & jalan menuju tempat ini di aspal.
jadi pungutan/retribusi itu biar kelihatan untuk kemajuan tempat wisata itu.
trimakasih.
Yg itu susah,Pak..
hehehe…iya pak sya jg nyadarin.
kan INDONESIA hehehe