Tepatnya ada kepuasan tersendiri,itulah yang saya rasakan selama menjadi petani dan sangat terasa ketika sudah beralih profesi tidak bertani lagi. Memang berat dan memerlukan fisik yang kuat,dan stamina yang prima.Namun, ketenangan batin yang tak bisa di gambarkan sangat terasa di banding profesi yang lain.
Siapa sih yang nggak senang melihat hamparan padi hijau yang luas, lalu menguning dan saat saat panen..? Para petani itu menurut saya adalah pribadi yang pantang menyerah dan tegar..Walaupun kadang hasilnya diluar ekspektasi,harga komoditi di bawah harapan ,namun mereka tak putus asa,bertanam lagi dengan semangat dan harapan yang tinggi.
Mohon ma’af jika artikel ini agak keluar dari tema dan agak emosional,namun saya berusaha mengungkap fakta yang ada di sekitar yang setiap hari saya temui dan pernah saya rasakan..
Petani adalah penyangga utama ketahanan pangan bangsa ini,Tanpa petani mau makan apa para konglomerat,para pemilik industri besar..? Semua makanan yang tersedia di restoran mahal dan bersih,di hotel mewah dan berbintang ,itu berasal dari lahan pertanian yang kadang di anggap kotor dan sering di hindari oleh orang orang yang mengaku dirinya ‘orang kota’..
apa lagi kalau hasil panen melimpah
senaaaaang bangeeeet daaaaaah
http://yudhadepp.blogspot.com/2012/08/ninja-2tak-itu-ibarat-slank.html?m=1
dan apalagi harganya tinggi…
josssss
apane…? 🙄
rung ndue sawah 😀
warisan soko ebes ndang di jaluk..
bukan keluarga petani
ooo…. yo wis…
kalau menurut saya, petani itu pekerjaan mulia
soale nek gak ada pak tani, ya saya gak bisa makan nasi goreng 😀
bukan cuma nasi goreng,lontong balap pun nggak ada.. 😀
marai kangen kampung li,,,wis wayahe ulur pari ki lik ning kampungku,,soale wis mulai udan,,,kangen ndeso
mun kangen mulih malu,bli.
nenek kakek ane seorang petani kalo ane ikut mudik sering juga ikut kesawah hehe
http://kharis27.wordpress.com/2012/10/06/lagi-ngertrendnya-desain-livery-moge-klasik-untuk-moge-2013/
aq bangga menjadi anak pak tani 😀
Saya dulu juga bertani, pa’e.
Memang tenteram jadi petani. Yg dimakan nggak jauh2 dari halaman rumah. Dulu Bapak saya punya sawah, pohon kelapa, sawo, klengkeng. Nasi dari sawah, goreng lauk dari minyak kelapa buatan sendiri, gula dari tebu sendiri. Sayur tinggal metik dari halaman. Tiap bulan saya jualan kelapa naik sepeda onthel. Beras nggak pernah kekurangan, hasil panen dijual buat biaya sekolah.
Setelah Bapak meninggal, anak2nya nggak ada yg mau jadi petani. Semuanya milih jadi kuli termasuk saya, he he.
yah..itulah pola hidup kebanyakan petani,Pak.. Bapak beruntung mungkin sekarang tinggal menikmati hasil kerja keras dulu.
aq bangga menjadi petani dan bisa berbagi ilmu dengan petani.hehehehe..
setiap kali ke sawah mesti ditawari, monggo pinarak mas, lah klo sudah mampir ke rumahnya, dikasi kopi, makan, ditawari rokok. padahal sy nggak ngopi dan ngrokok, akhirnya biar aman saya selalu sangu rokok Marlboro yang enteng. tau sendiri khan rokoknya petani kita berat2.wekekekek..
bertukar pikiran tentang pertanian, kehidupan dan hal lainnya membuat saya selalu betah berlama-lama…
cuman ya kadangkala kita harus bijak terhadap semua curhat dan keluhan mereka.
yg penting bisa menempatkan diri,mas..mediator saja..teman2 petani sudah sangat senang.
coba kalo hasil tani tu bener” dihargai yg pantes biar petani gak sengsara,,,pst saya mau bertani,,,lah kesel” tani giliran adol hasile ra imbang karo kesele,,,,,
itulah kendalanya,bro..