Mohon Maaf sebelumnya,karena postingan kali ini agak sedikit melenceng dari tema blog. Namun rasanya nggak ada salahnya jika Mas Sayur hanya sedikit MENGINGATKAN *** BUKAN MENGGURUI*** karena tanggung jawab kita sebagai saudara adalah SALING MENGINGATKAN. Intinya.atau pesan yang ingin di sampaikan lewat tulisan singkat ini adalah, SEBAGUS APAPUN dan SEMAHAL APAPUN KENDARAAN KITA SAAT INI,baik itu roda 2 atau roda 4,MAKA KENDARAAN TERAKHIR KITA NANTI MENUJU “RUMAH MASA DEPAN’ adalah KERANDA JENAZAH.
Bukan bermaksud menakut-nakuti,namun hal itu benar adanya mengingat kodrat kita sebagai manusia,PASTI akan menemui yang namanya KEMATIAN dengan cara apapun hanya SANG MAHA PENCIPTA yang mengetahuinya.
Tulisan ini terinspirasi,dari kejadian hari ini 20/06/2013,ketika salah seorang family harus kehilangan orang tuanya,di panggil SANG MAHA PENCIPTA karena sakit komplikasi liver dan luka di lambung. Berhubung di desa kami yang terpencil belum ada keranda modern seperti di atas,maka keranda di buat dengan cara sangat tradisional dengan bahan dari bambu dan alas GEDEBONG PISANG dan di lakukan dengan gotong royong.
Teringat kembali petikan syair pujian yang dulu sering Mas Sayur lantunkan semasa kecil di surau/musholla tempat belajar ngaji,dan sampai saat ini pun syair itu masih sering di lantunkan oleh para santri sehabis adzan di masjid,begini bunyi petikannya :
Kerata ne kereta jawa
Roda ne roda menungsa
Artinya : Kendaraan itu di sebut KERETA JAWA, dan rodanya adalah roda manusia ( dipikul )
Akhir kata,semoga tulisan ini bermanfaat dan membuat kita semakin hati-hati dan waspada serta selalu menjaga kesehatan kita.
ingatlah
harus…
roda papat rupo menungso
bahan bakar cukup sepiring nasi..
semakin banyak nasi semakin lelet karena ngantuk kekenyangan. wkwkwk
wkwkwk… 😀
ta pikir ada yg mau dijual motornya.. lha koq keranda fotone 😀
suwun kang wes ngingetno
sama sama…
ini lho om, mantep
sik..sik tak download dulu..
“Namun rasanya nggak ada salahnya jika Mas Sayur hanya sedikit MENGINGATKAN *** BUKAN MENGGURUI*** karena tanggung jawab kita sebagai saudara adalah SALING MENGINGATKAN”
kenapa ya istilah ‘menggurui’ kesannya bermakna negatif? apa yang salah dengan profesi guru? memangnya guru profesi tercela?
Supeer sekali… (Y)
konteks kalimatnya dan situasi yang menjadikan konotasi seperti itu..
jika seorang guru menggurui dalam artian mengajar, itu nggak ada masalah dan memang sdh seharusnya..
tapi di sini konteksnya kan penulis berbicara kepada orang banyak yang tentu lebih mengetahui dari penulis.
maksud kalimat saya di atas adalah agar tak di anggap “sok tahu” dan “sok pintar”.. cuma mengingatkan sesuatu yang sudah di ketahui bersama.
Hmm…
Sip Mas 😀
Hrs bikin dulu trus lngsng di buang tuh keranda
bukan dibuang bro..
tapi ikut di pendam di liang lahat bersama jenazah..
ono tangis kelalung-lalung tangise wong kang wedi mati
gedongono kuncennono yen wes mati mongso urungo
ditumpake kreto jowo
rodane roda menungso
ditutupi anggang anggang
di sirami banyu kembang
duh Gusti Alloh kulo nyuwun pangapurooo….
Allahu Akbar…
masih ingat dan hafal rupanya sampeyan,ki.. 🙂
ringtone hape pak lek wkwkwkwkk 😡
ealah ring tone to..
tapi bagus juga… 🙂
halah emot’e kleru….
ikut baca mas, smoga kecipratan pahalanya, paling tdk, dapat manfaatnya 🙂
Kendaraan terakhir, menuju rumah masa depan… Dan mendapatkan titel tertinggi “Alm” (jauh lebih tinggi dari Ir, Dr, Prof, Ma, Phd, dll….
makasih mas bro udah di ingatkan,semoga mendapat pahala dari Allah,amin
Betul mas…
http://trexton.wordpress.com/
Setuju sama mas sayur,,,
matur nuwun pengingatnya mas
salam kenal
==========================================
http://www.motohood.com
Kendaraan yang tidak akan pernah lekang oleh zaman
kelayung-layung judule
nek gonaku jenenge Pandosa kang 😉
tapi gak seperti dulu pake bambu,
sekarang pake kerangka besi. jare pak modin, ‘biar awet’ 😉