ZonaMotor.NET – Sobat pembaca yang budiman,dimanapun anda berada,kali ini Mas Sayur ingin bercerita tentang motor listrik lagi. Jika kemaren sudah bercerita panjang lebar tentang motor listrik karya anak bangsa yakni GESITS yang sudah hampir memasuki tahap produksi massal, baca : “Mesin” GESITS Akan Diproduksi Oleh PT.PINDAD“ , maka kali ini adalah kabar mengenai pabrikan sepeda motor terbesar di Indonesia yakni PT.Astra Honda Motor yang juga telah siap terjun dalam kancah persaingan sepeda motor dengan sumber tenaga dari sumber energi yang terbarukan alias motor listrik.
Di Indonesia,Honda sudah memulai langkah menuju sepeda motor listrik dengan merilis Honda PCX Hybrid di awal 2018 yang lalu dan mendapatkan sambutan positif, dan tentunya ini adalah langkah bagus untuk menuju ke sepeda motor listrik yang sesungguhnya,bukan sekedar hybrid.
Dan sebenarnya,Sepeda motor listrik bagi Honda sudah bukan barang baru, tahun 2010 Honda Jepang sudah mempunyai Honda EV Neo , tahun 2015 Honda juga telah memamerkan konsep Honda EV Cub di Bangkok Motor Show 2015.
Di Indonesia sendiri,tahun 2016 yang lalu pihak PT.AHM sebenarnya sudah pernah mengujicobakan 2 unit Honda EV Neo untuk Program Uji Coba Perilaku Berkendara dengan Sepeda Motor Listrik yang waktu itu digulirkan dan terlaksana berkat kerjasama antara pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,Universitas Indonesia dari pihak Akademisi, dan PT.AHM dari pihak Industri.
Baca Juga : Yamaha Lakukan Tes Pasar Sepeda Motor Listrik di Indonesia.
Uji Coba Perilaku Berkendara dengan Sepeda Motor Listrik dilakukan pada periode September-Oktober 2016 dengan melibatkan para pengguna sepeda motor di wilayah Jakarta, Bogor, Depok. Entah bagaimana hasil ujicoba tersebut,karena tidak pernah terpublikasikan atau memang hanya untuk kepentingan internal mereka saja.
Kabar terbaru datang dari pihak PT.AHM, dikutip dari detikOto (27/05/2018) , Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya menyatakan jika sepeda motor listrik di Indonesia (dari Honda) diperkirakan awal tahun depan (2019), namun pihaknya juga masih belum mengetahui respon dari konsumen,karena motor listrik ini jauh berbeda dengan motor bermesin konvensional, beliau mencontohkan dari segi suara,dimana motor listrik ini tidak memiliki suara knalpot,sedangkan kebiasaan pengguna motor disini suka geber-geber knalpot.
“Motor listrik kita perkiraan akhir tahun atau awal tahun depan. Tapi untuk responsnya sendiri kita belum tahu karena ini agak berbeda ya. Kalau dulu perpindahan motor bebek ke matik kan lebih kepada fungsional dan cara mengendarai. Nah kalau disini, perpindahan ke motor listrik itu banyak yang berubah, feeling ridingnya totally berbeda.”
“Pertama akselerasinya lebih baik. Lalu suara knalpot. Kita lihat sendiri kan orang Indonesia itu sering melakukan gas-rem-gas-rem. Geber-geber. Nah ini kita lihat dahulu karena keinginan konsumen seperti apa kalau ini tidak ada,”
Selain itu,Pak Thomas Wijaya juga menyinggung soal infrastruktur, dalam hal ini adalah Charging Station alias SPBL (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Listrik ) yang dinegara ini belum banyak. Dan lagi,beliau juga menyoal perihal keamanan dari limbah baterainya.
“Kalau di luar negeri itu charging stationnya sudah cukup memadai, nah kita harus sesuaikan ke situ dari infrastuktur. Lalu keamanan untuk baterainya juga tidak main-main karena ini high voltage. Selama penggunaan, pengisian, kemudian jadi limbah, itu yang sangat-sangat diperhatikan jangan sampai kita menjadi neara yang penuh dengan limbah baterai.”
Di”Overtake” Viar Soal Motor Listrik,Honda Kapan Nyusul ?
Memang serba salah juga ya,mas bro… Tipikal konsumen di Indonesia dalam hal sepeda motor adalah tipe konsumen yang menggunakan motornya untuk semua keperluan hidupnya dan bisa nasib dalam kurun waktu 24 jam nonstop. Agak ribet juga jika menggunakan sepeda motor listrik,dan lagi penting-pentingnya urusan dan dituntut segera bergerak, lha koq malah low batt semntara charging station nya sudah dijangkau, masa iya mau colokin di rumah orang, kan ribet 😀
Oke….menyinggung soal Honda EV Neo yang pernah diujicobakan itu, Honda EV Neo adalah Skuter listrik dari Honda buatan tahun 2010 yang memiliki daya maksimal 3,8 PS @5.000 rpm dan torsi maksimalnya 2,8 kw @2000 rpm. Kecepatan rata-rata EV Neo hanya 30 kpj, atau setara dengan mesin bahan bakar minyak (BBM) berkapasitas silinder 50cc.
Honda EV Neo mempunyai daya jelajah 34 km, yang artinya sekali pengisian baterai secara penuh hanya mampu menempuh jarak 34 km.
Technical Specifications
Product name | EV-neo | |
---|---|---|
Model type | Honda ZAD-AF71 | |
Length × width × height (m) | 1.830 × 0.695 × 1.065 | |
Wheelbase (m) | 1.250 | |
Ground clearance (m) | 0.120 | |
Seat height (m) | 0.756 | |
Rear deck height (m) | 0.630 | |
Vehicle weight (kg) | 106 | |
Number of riders | 1 | |
Minimum turning radius (m) | 1.7 | |
Motor model and type | AF71M, AC synchronous motor | |
Rated output (kW) | 0.58 | |
Maximum output (kW [PS] @ rpm) | 2.8 [3.8] @ 5,000 | |
Maximum torque (N·m [kgf·m] @ rpm) | 11 [1.12] @ 2,000 | |
Range on single charge (km) | 34 (as tested at 30 km/h on level road) | |
Battery type | Lithium-ion | |
Battery voltage (V) / capacity (Ah) | 72 / 12.6 (1HR) | |
Clutch type | Dry multiplate shoe | |
Tire size | Front | 90/90-12 44J |
Rear | 100/80-12 56J | |
Brake type | Front | Mechanical leading/trailing drum |
Rear | Mechanical leading/trailing drum | |
Suspension type | Front | Telescopic |
Rear | Unit swing arm | |
Frame type | Underbone |
semoga segera hadir ini motor hehehehehe
https://bikerkampung86.wordpress.com/2018/05/30/suzuki-rgv-250-gamma-vj23-kecantikan-eksotis-berpadu-dengan-power-yang-mumpuni-end-chapter/