Banjir dan Longsor Jayapura 2014,dari Ketidakpedulian terhadap Alam,Sampai Teguran Tuhan

banjir_longsor_Jayapura_2014Banjir bandang melanda kami yang tinggal di Jayapura, artikelnya  DI SINI. Dan di tempat lain masih di seputar kota Jayapura,Longsor telah meluluhlantakkan sebuah kompleks pemukiman yang berada di tebing dan memang terlihat rawan longsor.

Topografi kota Jayapura yang berbkit memaksa warganya membuat pemukiman di tebing dan lereng perbukitan. Dan inilah yang menjadi awal masalahnya. Walaupun pihak pemkot sudah memberi papan peringatan ‘DI LARANG MEMBUAT PEMUKIMAN DI LERENG..,RAWAN LONGSOR ” namun tampaknya hal itu tidak mempan. Tahu sendiri lah…masalahnya kompleks…  terlalu panjang dan lebar jika harus di tulis di sini.

Yapis

Inilah pemukiman itu,sebelum terkena longsor…

Membuat pemukiman di lereng tentu sangat rawan dengan bencana longsor,dan hal itu bukannya tidak di mengerti oleh mereka yang tinggal di lereng-lereng bukit. TETAPI MEREKA TAK PEDULI.  Dan ketifdak pedulian KOLEKTIF ini seakan menutup potensi BAHAYA seperti Bom waktu YANG SEWAKTU-WAKTU BISA MELEDAK.

proses evakuasi pencarian korban longsor jayapura 2014

Proses pencarian korban longsor yang masih berlangsung sampi saat tulisan ini di buat.

.

Belum lagi ketidak siapan mereka mengantisipasi jika sewaktu-waku terjadi bencana. Sangat terlihat betapa kita sangat tidak siap menghadapi bencana yang sangat mendadak ini.

Lalu..sebagai masyarakat yang Agamis,warga Jayapura tak sedikit yang ber opini jika hal ini adalah sebuah teguran dari Tuhan. Penulis pun paham..,mungkin bencana ini belum sebesar jika Tuhan benar-benar Murka…

Tuhan hanya menegur agar kita tak terus membuat kerusakan lingkungan.

Mengenai korban yang jatuh akibat bencana ini,sepanjang yang Mas sayur ketahui sampai saat tulisan ini di luncurkan adalah sebanyak 11 orang hilang dan yang sdah di temukan sebanyak  5 orang. semuanya berada di lokasi longsor di sebuah pemukiman di kawasan Yapis Dok v Jayapura Utara.

Selan itu , 7 buah rumah yang hancur total akibat bencana longsor ini membuat Mas sayur miris….

Mas sayur sempat menemui salah seorang korban yang rumahnya hancur. Dia bercerita betapa dia sangat bersyukur karena saat bencana terjadi ia tak berada di rumah,mereka sedang ada di kios mereka yang berada tak jauh dari tempat kejadian perkara. Dan walaupun rumah mereka hancur tak bersisa,tapu mereka bersyukur karena mereka sekeluarga selamat.

HARTA BISA DI CARI..

TAPI TAK ADA TOKO YANG MENJUAL NYAWA…

Begitulah prinsip mereka.

Akhir kata,Mas sayur mohon do’a kepada sobat pembaca semoga bencana ni segera berlalu dan kami mampu menghadapinya dengan BESAR HATI dan berfikiran positif ***tidak saling menyalahkan dan ber introspeksi diri.

Salam dari Jayapura,The Dream Land

.

Advertisements

Author: Mas Sayur

30 thoughts on “Banjir dan Longsor Jayapura 2014,dari Ketidakpedulian terhadap Alam,Sampai Teguran Tuhan

        1. longsor ini nggak ada kaitannya dg tambang itu..
          karena letaknya yg sagat jauh dan tidak bersinggungan scr langsung…

          *jayapura -Timika satu jam perjalanan dg pesawat

  1. suka sama pemikiran ” HARTA BISA DI CARI.. TAPI TAK ADA TOKO YANG MENJUAL NYAWA…” bagaimana tempat om kangkung? aman kah… struktur tanah sana mungkin kurang cocok untuk pemukiman hehe terlalu basah gitu..

  2. Seorang mandor bangunan yg berada di lt 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah.

    Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.

    Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000- yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.
    Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.

    Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah “sebentar saja” ke atas.
    Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.

    Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor…

    Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita, Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi “dunia” kita.

    Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kpd NYA

    Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang···
    Bahkan kita selalu bilang ··· kita lagi “HOKI!”

    Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki milik Allah.

    Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan “batu kecil” yg kita sebut musibah …! agar kita mau menoleh kepada-NYA.

    Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum Allah melemparkan batu kecil.

    #just-copas

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.