Review Honda Tiger (GL200) :
- Tarikan mesin di putaran bawah ringan banget, sangat mendukung sebagai kendaraan beban, bahkan di topografi medan yang banyak jalan menanjak. Tanjakan tinggi dan beban berat jadi tak begitu terasa.
- Handling saat membawa muatan tetap stabil, hal ini didukung karena bobot kendaraan yang lumayan berat ditambah aplikasi dual suspensi di belakang.
- Riding position tegak dan nyaman, selayaknya motor touring dengan stang kemudi yang agak tinggi untuk membuat pengendaranya tidak gampang capek dan bersahabat bagi pinggang tua.
- Mesin 200 cc Karburator memang tak seiprit motor injeksi zaman now, harus diakui memang Honda Tiger agak sedikit boros jika pembandingnya adalah sport 150 cc Injeksi.
- Vibrasi mesin GL Series sudah bukan rahasia lagi, getarannya bisa merambat dari (maaf) pantat hingga ke otak 🙊
- Dalam kondisi standar, ban masih belum tubeless, saat memikul beban berat, apalagi pengguna ceroboh sering tak memperhatikan tekanan angin, ban non tubeless rawan kempes.
- Suara rantai yang berisik memang agak mengganggu pendengaran 🙊
Review Honda CB150 Streetfire :
- Riding position. Meskipun ini adalah genre naked sport, namun stang kemudi yang tak setinggi Honda Tiger, sehingga otomatis membuat tubuh pengendara agak condong ke depan, kurang santuyy. 🙂
- Handling. Saat membawa beban berat apalagi ditambah distribusi berat kanan dan kiri yang kurang berimbang, goyangan ke kanan dan ke kiri begitu terasa, efek penggunaan monoshock dan berat motor yang bisa dibilang ringan.
- Mesin. Disebut sebut sebagai mesin turunan dari CBR150 Injeksi CBU Thailand, karakter mesin overbore nya yang menonjol dan ganas di putaran mesin tinggi harus dibayar dengan jinaknya performa di putaran mesin rendah, apalagi membawa beban muatan berat plus jalanan menanjak. 😁 , bahkan ada kalimat guyonan untuk mesin cb510 Streetfire yang berbunyi, “namanya mesin turunan, kencangnya ya diturunan doang, giliran di tanjakan ya letoy” 🙊
- Konsumsi bahan bakar jelas lebih irit jika dibandingkan GL200. Persisnya berapa nggak pernah ngukur, kurang kerjaan banget…, asal hampir habis bensinnya ya isi lagi saja, gitu aja koq repot. 🙂
- Ban sudah tubeless, nyaris nggak pernah mengalami kempes ban, meskipun terkena paku.(kecuali paku dicabut).
Advertisements
kalo untuk beban aku sih lebih pilih tipe sport naked, untuk sport fairing kurang suka lantaran riding posisi membungkuk.
Pinggang tua
banyak banget next page nya wkwk..
Dan sesuai perkiraan Verza lah juaranya coz torsi lebih gede daripada lainnya!
Aghighighi..
Jadi kesimpulannya tetap motor dengan dual shock yang paling stabil buat bawa beban ketimbang monoshock
Itoe betoel adanja
Aku pilih verza…. dual shock lrbih mumpuni
Saya lebih suka GL 200….posisi setangnya lebih tinggi jika dibandingka dengan dua motor lainnys