Gambar tersebut sudah pernah Mas Sayur publish sebelumnya DI SINI.
Dan rupanya,kejadian serupa terjadi lagi di Kabupaten yang sama,tapi di desa yang berbeda.
Apa tujuan warga melakukannya..? Bisa jadi sindiran kepada pemimpinnya,bisa juga kekesalan yang memuncak.
Entahlah…. hanya mereka yang tahu..
Lalu kejadian kedua,masih di kecamatan yang sama.Mendapat kabar dari seorang teman FB yang juga teman sekelas dulu waktu SMA. Lebih jelasnya klik Di SINI
Melihat lokasinya,sepertinya Mas Sayur hafal betul jalan itu. Karena terlalu sering lewat situ jika membolos waktu SMA dulu.
😉
Dilematis memang…
Dalam benak Mas Sayur sendiri bertanya-tanya,perlukah hal itu di lakukan..?
Sudah sedemikian parah kah ketidak pedulian para “pemilik jalan” ..?
😉
Yang jelas jalan jalan di atas memang masuk kategori jalan pelosok,sehingga tindakan di atas tak terlalu mengganggu arus lalu lintas,seandainya jalan protokol mungkin tak akan sampai terjadi hal seperti di atas.
Saat masalah trsbt tak segera diatasi yg memiliki kewajiban membenahi sarana jalan.. pantas disindir sperti itu drpd menimbulkan korban…
Masyarakatnya sendiri yang kurang peduli,kurang bisa menjaga dan merawat jalan,yang pada akhirnya kembali kepada dirinya sendiri.
Dan terlalu berlebihan hal ini,seharusnya masyarakat bergotong royong memperbaikinya sendiri sambil menunggu perbaikan yang permanen dari pihak terkait.
Semakin galau dengan kebolongan anggaran jalan
http://motorrio.com/2014/08/01/galau-datsun-go-atau-toyota-agya-yah/
mmhh… di medan yg begituan mah banyak gan.. bukannya cuma pohon pisang,, padi juga ditanam.. bahkan ad yg ampe pelihara ikan lele
Pisang lagi pisang lagi…
lagi lagi pisang…
hehehehehe
Senengane… 😉
mending gitu mas, d kab blitar ada tempat(dah lama g lwt situ) ada tikungan, jalan berlobang (lobang beneran) soalnya dibawah sungai kecil. kl ada mtr yg apes y……
Koq bolak balik menanam pisang. Kasi tau mereka Mas, bagusnya sie taman pohon jati aja, bisa dipanen 40 tahun kemudian.
Jiahahaha… 🙂